Senin, 15 Juli 2019

SISTEMIATIKA PENULISAN BUSINESS PLAN

SISTEMATIKA PENULISAN BUSINESS PLAN
Cover Halaman
kata Pengantar
Daftar Isi

Bab 1.   Ringkasan Eksekutif
             1.1  Latar  belakang Bisnis anda
             1.2  Tentang Bisnis anda
             1.3  Produk/Jasa dan kompetisi 
                   (menjelaskan secara singkat produk/jasa yang ditawarkan

Bab 2.   Identitas Perusahaan
             2.1  Data Perusahaan 
                   (nama usaha, Jenis usaha, alamat,No. telepon,  tahun berdiri, visi misi)
             2.2  Biodata Pemilik / Pengurus
             2.3  Struktur Organisasi
             2.4  Susunan Pemilik / Pemegang Saham

Bab 3.  Analisis Pasar Dan Pemasaran
            3.1  Produk / Jasa Yang Dihasilkan
            3.2  Gambaran Pasar
            3.3  Target Atau Segmen Pasar Yang Dituju
            3.4  Trend Perkembangan Pasar
            3.5  Proyeksi Penjualan
            3.6  Strategi Pemasaran
            3.7  Analisis Pesaing dengan SWOT
            3.8  Saluran Distribusi

Bab 4.  Analisis Produksi
            4.1  Proses Produksi
            4.2  Bahan Baku Dan Penggunaannya
            4.3  Kapasitas Produksi
            4.4  Rencana Pengembangan Produksi

Bab 5.  Analisis Sumberdaya Manusia (SDM)
            5.1  Analisis Kompetensi SDM
            5.2  Analisis Kebutuhan Dan Pengembangan Sdm
            5.3  Rencana Kebutuhan Pengembangan Sdm

Bab 6.  Rencana Pengembangan Usaha
            6.1  Rencana Pengembangan Usaha
            6.2  Tahap-Tahap Pengembangan Usaha

Bab 7.   Perencanaan Keuangan
            7.1  Biaya Awal
            7.2  Rencana Kebutuhan Investasi
            7.3  Jelaskan Jumlah Modal yang dibutuhkan
            7.4  Analisa kelayakan investasi
            7.5 Jelaskan secara singkat penggunaan modal anda

Bab 8.  Analisis Dampak dan Resiko Usaha
            8.1  Dampak Terhadap Masyarakat Sekitar
            8.2  Dampak Terhadap Lingkungan
            8.3  Analisis Resiko Usaha
            8.4  Antisipasi Resiko Usaha
Lampiran
Analisis Lingkungan Bisnis
Proses Produksi
Sampul/Kulit Muka Business Plan.
Sampul/kulit muka business plan bebas sesuai kreasi.
Hal pertama setelah sampul mengikuti format seperti ini.

Senin, 17 April 2017

KISI - KISI SOAL

KISI KISI SOAL UTS

HR 2
  1.  Sebutkan dan jelaskan jenis – jenis tes recruitmen karyawan dalam perusahaan ?
  2.  Apa saja yang perlu disipakan ketika tes wawancara ?
  3.  Apa yang dimaksud pelatihan dan pengembangan ?
  4.  Secara umum tujuan pelatihan dan pengembangan dikelompokkan dalam tiga kelompok,  sebutkan dan jelaskan ?
  5.  Sebutkan, jelaskan minimal 3 metode penilaian pelaksanaaan pekerjaan ( P3 ) ?
  6. Sebutkan faktor yang mempengaruhi tingkat upah ?
  7.  Sebtkan jenis – jenis pengelompokkan kompensasi ?
  8. Sebutkan dan jelaskan sebab timbulnya Pemutusan Hubungan Kerja ( PHK ) dalam organisasi atau perusahan ?
  9.  Sebutkan bentuk – bentuk displin kerja ?


KEWIRAUSAHAN 2
  1. Sebutkan fungsi – fungsi manajemen
  2. Sebutkan  bentuk – bentuk usaha ?
  3. Sebutkan bentuk – bentuk kepemilikan usaha ?
  4. Sebutkan alasan mengapa Etika Bisnis diperlukan ?
  5. Bagaimana menciptkan etika dalam bisnis ?
  6.  Sebutkan bentuk startegi yang biasa dipakai dalam berwirausaha ?
  7. Bagaimana cara menentukan sasaran usaha ?
  8.   Apa yang dimaksud target jangka panjang, jangka menegah, dan jangka pendek ?
  9. Jelaskan dasar – dasar yang keterampilan yang perlu dimiliki oleh seorang manajer ?
  10. Jelaskan Prinsip dan standarisasi  untuk mendukung kemajuan dan perkembangan suatu perusahan ?
  11. Jelaskan kebiasaan yang dimiliki oleh orang kreatif ?

TEKNIK PRESENTASI DAN NEGOSIASI
  1.  Jelaskan elemen - elemen proses komunikasi ?
  2.  Jelaskan tipe – tipe komunikasi ?
  3. Sebtukan hambatan – hambatan dalam berkomunikasi ?
  4. Sebutkan prinsip dasar berbicara efektif ?
  5.  Jelaskan tahapan pelaksanaa presentasi ?
  6.  Sebutkan jenis – jenis presentasi ?
  7.   Apa kemampuan yang harus dimiliki oleh seseorang untuk menjadi presenter yang baik ?
  8.   Sebutkan hal – hal yang dipersipakn ketika ingin menyajikan presentasi ?
  9.  Sebutkan tujuan dari evaluasi presentasi ?
  10. Jelaskan manfaat dari program evaluasi presentasi ?

Selasa, 08 November 2016

TEKNIK PENGAMBILAN KEPUTUSAN

DASAR – DASAR PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Mengambil atau membuat keputusan berarti memilih satu Diantara sekian banyak alternatif

q  Pengambilan keputusan (desicion making) adalah  melakukan penilaian dan menjatuhkan pilihan.
q  Keputusan ini diambil setelah melalui beberapa perhitungan dan pertimbangan alternatif.
q  Sebelum pilihan dijatuhkan, ada beberapa tahap yang mungkin akan dilalui oleh pembuat keputusan. Tahapan tersebut bisa saja meliputi, identifikasi ,masalah utama, menyusun altwernatif yang akan dipilih sampai penagmabilan keoutusan

Definisi Pengambilan Keputusan Menurut Para Ahli

Claude S. George, Jr :
Proses pengambilan keputusan itu dikerjakan oleh kebanyakan manajer berupa suatu kesadaran, kegiatan pemikiran yang termasuk pertimbangan, penilaian dan pemilihan di antara sejumlah alternatif.

Horold dan Cyril O'Donnell :
Pengambilan keputusan adalah pemilihan di antara alternatif mengenai suatu cara bertindak yaitu inti dari perencanaan, suatu rencana tidak dapat dikatakan tidak ada jika tidak ada keputusan, suatu sumber yang dapat dipercaya, petunjuk atau reputasi yang telah dibuat.

S.P Siagian :
Pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan sistematis terhadap suatu masalah,  pengumpulan fakta dan data, penelitian yang matang atas alternatif dan tindakan.

Langkah – langkah dalam pengambilan keputusan
  • 1.    Identifikasi masalah dan membuat defenisinya
  • 2.    Mengumpulkan dan mengelolah informasi/data
  • 3.    Mengidentifikasi alternatif
  • 4.    Menganalisas dan mengkaji setiap alternatif.
  • 5.    Menentukan pilihan alternatif
  • 6.    Melaksanakan keputusan
  • 7.    Menilai/mengevaluasi keputusan


Keputusan terprogram
Keputusan terprogram adalah tindakan menjatuhkan pilihan yang berlangsung berulang kali, dan diambil secara rutin oleh organisasi. Keputusan terprogram biasanya menyangkut pemecahan masalah yang sifatnya teknis serta tidak memerlukan pengarahan dari tingkat manajemen  yang lebih tinggi ( manajemen strategis ) karena prosedur pemecahan masalah telah dituangkan dalam buku pedoman

Keputusan tidak terprogram
Keputusan tidak terprogram, keputusan biasanya diambil untuk memecahkan masalah – masalah baru yang belum pernah dialami sebelumnya, tidak bersifat repetitif, tidak terstruktur dan sukar mengenali bentuk hakikat dan dampaknya. Keputusan tidak terprogram menuntut daya nalar yang tinggi digabungkan tindakan yang sifatnya adaptif dan berorientasi pada efektifitas pemecahan.

Kategori Keputusan
1.    Keputusan dalam keadaan ada kepastian ( Certainty ).
Apabila semua informasi yang diperlukan untuk mengambil keputusan lengkap, maka keputusan dikatakan dalam keadaan ada kepastian, kita dapat meramalkan secara tepat atau eksak hasil dari setiap tindakan ( action)
Pemecahan mengenai pengambilan keputusan mengenai situasi adanya kepastian sifatnya deterministik

2.    Keputusan dalam keadaan ada resiko ( Risk )
Resiko terjadi kalau hasil pengambialn keputusan walaupun tak dapat diketahui dengan pasti akan tetapi diketahui nilai kemungkinan ( probabilitanya ). Misalnya saja anda ingin memutuskan membeli barang , setiap barang dibungkus rapi sehinggga anda tidak tahu mana yang bagus dan mana yang rusak/cacat. Tetapi seandainya penjual jujur dan anda diberitahu bahwa barangnya ada 100 buah dan yang rusak 99 buah, kemudian anda harus memutuskan jadi membeli atau tidak. Kalau anda orang normal mungkin tidak jadi membelisebab resikonya  terlalu besar, kemungkinan memperoleh barang yang rusak 99 %, jika sebaliknya anda diberi tahu bahwa barang yang rusak hanya ada sebuah kemungkinan untuk memperoleh barang yang rusak hanya 1 %.
3.    Keputusan dalam keadaan ketidakpastian ( Uncertainty )
Ketidakpasian dalam pengambilan keputusan terjadi kalau kita mengambil keputusan sama sekali tidak tahu karena sesuatu yang mau kita putusakn belum pernah terjadi sebelumnya. Contoh ‘” anda menghadapi orang baru saja dikenal mendadak meminjam meminjam uang 200 ribu untuk modal usaha, jika anda memberi uang sebanyak ia minta anda tidak tau sama sekali berapa probabilitasnya orang tersebut akan mengembalikan uang yang dipinjamnya tepat pada waktunya
Hal – hal yang harus dilakukan adalah;
  • a.    Mencari tambahan informasi mengenai orang tersebut ( peminjam )
  • b.    Menggunakan subjektif probability


4.    Keputusan dalam keadaan ada konflik ( Conflict )
Situasi terjadi ketika kepentingan dua pengambil keputusan atau lebih salaing bertentangan  ( ada konflik )dalam situasi kompetitif.

MODEL DAN TEKNIK PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Model optimasi
Sasarna yang dicapai model optimasi ialah bahwa dengan mempertimbangkan keterbatasan yang ada organisasi berusaha memperoleh hasil terbaik yang paling mungkin dicapai, hasil itu dapat beraneka ragam bentuknya seperti keuntungan bagi suatu oragnisasi niaga, peningkatan penjualan. Meningktnya semangat kerja para karyawan, sikap pengambil keputusan norma –norma serta kebijaksanaan organisasi berperan penting dalam menentukan kriteria apa yang dimaksud hasil terbaik yang mungkin akan dicapai.
Sebagai model pengambilan keputusan optimasi didasarkan pada kriteria diantaranya ;
  • -       Maximin
  • -       Maximax
  • -       Melewatkan kesempatan tertentu
  • -       Probabilitas
  • -       Nilai materi yang diharapkan
  • -       Manfaat

Kelebihan dari teknik pengambilan keputusan model optimasi, antara lain:
  1. Dapat memfokuskan diri pada pengumpulan data dan kriteria yang telah ditetapkan.
  2. Dapat mengurangi subyektifitas, yaitu mengambil keputusan berdasarkan opini seseorang.
  3. Efisien, karena berdasarkan pemilihan alternatif yang terbaik.
Kekurangan dari teknik pengambilan keputusan model optimasi, antara  lain:
v  Diasumsikan atau dianggap bahwa ada pengetahuan yang telah dihasilkan.
v  Model optimasi ini tidak dinamis, harus mengikuti langkah-langkah yang terkait
v  Dimunculkan sebagai obyektif  namun pengambilan keputusan oleh siapapun membutuhkan justifikasi pribadi (tidak bebas nilai).

Model Satisficing
Model satisficing berarti pengambil keputusan memilih alternative solusi pertama yang memenuhi criteria keputusan minimal. Dengan tidak berusaha untuk mengejar seluruh alternative untuk mengidentifikasi solusi tunggal untuk memaksimalkan pengembalian ekonomi, manajer akan memilih solusi pertama yang muncul untuk memecahkan masalah, bahkan jika solusi yang lebih baik diperkirakan akan ada kemudian. Pengambil keputusan tidak dapat menjustifikasi waktu dan pengorbanan untuk mendapatkan kelengkapan informasi
Model Mixed Scanning
Scanning berarti usaha mencari, mengumpulkan, memproses, menilai, dan menimbang-nimbang informasi dalam kaitannya dengan menjatuhkan pilihan tertentu.
Dalam penggunaan model ini keputusan- keputusan yang fundamental dibuat setelah terlebih dahulu melakukan pengkajian terhadap berbagai alternatif yang paling relevan, yang kemudian dikaitkan dengan tujuan dan sasaran organisasi

Model Heuristic
Model heuristic pada dasarnya merupakan salah model yang didasarkan pada rasionalitas, bahwa faktor – faktor yang  internal yang terdapat dalam internal seseorang pengambil keputusan lebih berpengaruh daripada faktor eksternal

TEKNIK PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Model apapun yang digunakan dalam pengambilan keputusan, sebelum tindakan memutuskan diambil diperlukan data dan informasi yang memenuhi syarat kemutakhiran, kelengkapan, ketepatan, dan ketersediaan apabila diperlukan, karena sukar dibayangkan bahwa keputusan yang rasional dapat diambil tanpa bantuan informasi.
Sumber – sumber informasi ;
a.    Staff ahli.
b.    Jasa organisasi/konsultan
Teknik pengambilan keputusan yang berdasarkan pada perilaku ;
1.    Brainstorming ( diskusi )
Teknik brainstorming merupakan teknik yang paling tertua dalam pengambilan keputusan, agar penggunaan teknik brainstorming ini efektif ada ketentuan – ketentuan yang perlu dipegang oleh semua orang yang terlibat dalam diskusi
  • -  Gagasan yang digunakan oleh peserta betapun anehnya dan bahkan dirasakan tidak masuk akal tetap dicatat secara teliti.
  • -  Pimpinan diskusi diharapkan tidak melakukan penilai secara dini atas pendapat atau gagasan yang dilontarkan oleh peserta diskusi.
  • -     Para peserta diminta untuk mengemukakan pendapat sebanyak – banyaknya karen kuantitas pandanganlah yang lebih dipentingkan, tapi aspek kualitas tetap diperhatikan
  • -      Para peserta diminta meberikan gagasan / ide baru bukan melengkapi gagasan orang lain ataupu diberikan kebebasan untuk menyanggah pendapat atau gagasan orang lain.
  • -       Semua pendapat dan gagasan yang dikemukakan kemudian dibahas hingga kelompok tiba pada suatu sintesis pendapat dan sistesis itulah yang dituangkan dalam bentuk pendapat.


2.    Synetics.
Teknik ini merupakan pengembangan lebih lanjut dari teknik brainstorming karena pada dasarnya teknik ini juga merupakan satu cara mengumpulkan informasi, pendapat dan gagasan dari sekelompok orang sebagai bagian dari usaha pengambilan keputusan. Perbedaan anatar synetics dengan brainstorming ialah, bahwa pada tahap diskusi para peserta didorong mengemukakan pendapat dan gagasan yang sifatnya emosional dan bahkan tidak rasional untuk kemudian digabungkan dengan teknik teknik berpikir rasional dan telah dikembangkan secara ilmiah

3.    Consensus thingking
Teknik ini didasarkan pada suatu ide pokok bahwa orang – orang yang terlibat didalam pemecahan masalah harus sepakat tentang hakikat, batasan dan dampak suatu situasi problematik yang dihadapi dan sepakat pula tentang model dan teknik yang hendak digunakan untuk mengatasinya. Ciri khas dari teknik ini menunjukkan bahwa mereka yang terlibat dalam penyampaian informasi, ide , gagasan dan langkah – langkah pengambilan keputusan diharapkan mengkuti suatu prosedur yang telah ditentukan sebelumnya.

4.    Teknik delphi
Teknik delphi pada umumnya digunakan untuk mengambil keputusan yang sifatnya meramalkan masa depan yang diperhitungkan akan dihadapi oleh suatu organisasi, teknik ini melibatkan para pengambil keputusan dalam organisasi yang bersangkutan atau sekelompok ahli yang berada diluar organisasi dan dipilih serta dasar kemampuannya yang telah terbukti baik pada organisasi lain maupun pada organisasi yang bersangkutan dimasa lalu.

5.    Fish bowling
Sekelompok orang yang terlibat dalam pengambilan keputusan duduk pada suatu lingkaran  dan ditengah lingkaran itu ditaruh sebuah kursi untuk diduduki seorang yang berfunsi sebagai pimpinan yang tugasnya memberikan ide dan gagasan tentang berbagai problematik yang harus ditanggulangi oleh kelompok yang bersangkutan. Skenrionya para peserta bergantian mengambil posisi ditengah dan mengemukakan pendapatnya  Dan anggota yang disekelilingnya mengajukan pertanyaan, pendapat, gagasan kepada orang yang duduk ditengah dan tidak boleh ditujukan kepada orang lain, kalau pandangan orang yang ditenagh tela dipahami maka akan bergantian dengan peserta lain, agar semua peserta diberi kesempatan untuk menjadi pembicara

6.    Didactic interaction
Teknik ini biasanya digunakan untuk pemecahan suatu situasi problematik yang memerlukan jawaban “ ya “ atau “ tidak “ skenarionya jika ada suatu masalah yang hendak dipecahkan dibentuk dua kelompok satu kelompok mengemukakan pendapat yang bermuara pada jawaba “ ya “  dan satu kelompok yang mengemukakan pendapat yang bermuara pada jawaban “ tidak “ semua ide yang dikemukakan baik pro maupun kontra dicatat dan diteliti setelah semua peserta bicara kedua kelompok bertemu untuk mendiskusikan hasil catatan yang telah dibuat.
  
7.    Collective bargaining
Ciri khas dari teknik ini adanya dua kelompok yang mempunyai pandangan yang bertolak belakang  atas suatu masalah  dan keputusan diambil  dengancara tawar menawar.

Teknik pengambilan keputusan akan berhasil apabila pihak – pihak yang terlibat mampu menggunakan cara pendekatan yang didasarkan pada pemikiran yang rasional, proses pengambilan keputusan yang rasional pada dasarnya mencakup beberpa hal pokok, yaitu ;
-  Tumbuhnya kesadaran bahwa situasi problematik yang dihadapi dan harus ditanggulangi.
-       Adanya keinginan kuat untuk mengatasinya.
-       Pengenalan hakikat masalah yang dihadapi.
-       Pengumpulan dan pengolahan informasi.
-       Pencaharian dan penemuan berbagai alternatif.
-       Pemilihan berbagai alternatif yang telah dianalisis
-       Perikiraan tentang hasil – hasil yang diperhitungkan akan diperoleh.
-       Tindakan memutuskan dengan menggunakan model dan teknik tertentu
-       Pengumpulan umpan balik tentang hasil yang diperoleh
Pengambilan keptusan yang rasional dan logis tetap harus dibarengi dengan penggunaan daya pikir yang kreatif, inovatif, intiutif dan keterikatan emosional digabung dengan pengalaman yang telah berhasil dikumpulkan  

PEMECAHAN MASALAH

Pemecahan masalah sebagai teknik pengambilan keputusan. Setiap orang apaun kedudukan dan profesinya selalu dihadapkan kepada berbagai situasi yang tidak menguntungkan yang perlu diatasi, keadaan yang tidak menguntungkan itu disebut masalah. Suatu masalah tidak bisa dasarkan pada rumus yang pasti karena faktor penyebab timbulnya suatu masalah berbeda – beda, persepsi pihak yang terlibat beraneka ragam . setiap masalah memilki kekhususan yang menuntut pemecahan yang taylor –made pula. Kemampuan memecahkan masalah merupakan salah satu kriteria dalam meningkatkan efektifitas kepemimpinan seseorang yang menduduki jabatan pimpinan
Langkah – langkah pemecahan masalah
-       Identifikasi dan defenisi masalah yang dihadapi.
-       Pengumpulan dan pengolahan informasi.
-       Identifikasi alternatif
-       Analisa berbagai alternatif
-       Penentuan alternatif terbaik.
-       Pelaksanaan.
-       Evaluasi hasil yang dicapai


FAKTOR – FAKTOR NON RASIONAL DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Efektif tidak proses pengambilan keputusan sering sangat tergantung pada factor – factor yang sifatnya non rasional, ada tiga faktor yang cukup mendominan dalam proses pengambilan keputusan,;
1.    Faktor Kepribadian
2.    Gaya manajemen, dan
3.    Kreatifitas

KEPRIBADIAN
Latar belakang sosial, pendidikan, pengalaman akan menentukan pembentukan kepribadian seseorang, manajer  sering terjadi penekanan perasaan terhadap reaksi alamiah terhadap situasi yang dihadapi, apabila keadaan demikian dibiarkan maka manajer sudah menimbulkan sikap tidak perduli dan frustasi yang akan mengakibatkan terjadinya konflik antar manajer dengan organisasi dimana dia bekerja.

GAYA MANAJEMEN
Bahwa gaya manajerial atau gaya  kepemimpinan sering dikategorikan kepada gaya otokratis, paternalistic, militeristik, lissez faire, dan demokratis atau partisipatif.  

Gaya pengambilan keputusan manajemen atau manajerial  terdiri dari

Gaya mengarahkan ( directive Style )
Memiliki toleransi rendah terhadap ambiguitas dan bersikap rasional dalam cara berpikir , mereka lebih bersikap efesien dan logis

Gaya Analitis ( Analitic Styel )
Memiliki banyak tolenrasi terhadap ambiguitas, sebelum mengambil keoutusan dia memerlukan informasi dan menentukanj beberapa alternatif

 Gaya Konseptual ( Conceptual Style 0
Memiliki  pandangan luas dan lebih melihat banyak alternative dan orientasi jangka panjang

Gaya Perilaku ( Behavior Style )
Suka bekerjasama dengan orang lain, suka dengan prestasi anak buah, suka menerima saran dari orang lain rapat menjadi media informasi dan suka menghidari konflik

BERPIKIR KREATIF DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Seorang manajer kadang terburu – buru dalam pengambilan keputusan dalam menghadapi suatu situasi problematic, dan berkata “ Kita tidak usah buang – buang waktu untuk berpikir “  yang kita perlukan adalah tindakan nyata “ dorongan untuk segera beritindak dalam usaha menaggulangi situasi problematik yang dihadapi mungkin saja menghasilkan suatu keputusan, akan tetapi tdk mustahil keputusan itu akan mendatangkan penyesalan karna tdk sesuai dengan harapan bakan akibat berakibat negatif
Kreatifitas menyangkut kemauan mencari  dan menemukan ide baru, teknik baru dan metode baru dengan  mendorong timbulnya berbagai pandangan dan gagasan diantara orang – orang yang terlibat dalam pengambilan keputusan

Teknik Berpikir Kreatif

A.   Teknik Brainstroming
Teknik Brainstorming juga merupakan salah satu teknik pengambilan keputusan, teknik Brainstorming juga merupakan teknik dalam menumbuhkan daya pikir.
Teknik Brainstorming bertolak dari empat asas utama ;
1.  Tidak melakukan penilaian dipermulaan
2.  Membiarkan diskusi berlangsung bebas
3.  Pada permulaan diskusi kuantitas gagasan lebih penting daripada kulitasnya, meskipun kulaitas gagasan tidak boleh diabaikan.
4.  Melakukan kegiatan interrelasi, pimpinan diskuisi harus mampu menggabungkan berbagai gagasan yang sejenis

3 syarat keberhasilan teknik Brainstorming ;
1.  Diskusi diarahkan pada suatu sasaran tertentu.
2.  Adanya pimpinan diskusi yang menguasai sasaran apa yang hendak dicapai.
3.  Dokumentasi yang akurat dari semua ide yang dikemukakan oleh peserta.

Syarat yang harus dipenuhi oleh pimpinan diskusi
1.  Memiliki tingkat kemampuan konseptual yang tinggi.
2.  Kepekaan terhadap perasaan dan pendirian orang lain/peserta
3.  Kemampuanj untuk mendeteksi apabila peserta merasa terkekang dalam menyampaikan pendapat dan gagasannya.
4.  Kemampuan mengarahkan pembicraan dengan sebanyak mungkin gagasan mengalir kearah yang diinginkan.

B.   Teknik Synetics
Synetic berupa serangkaian prsedur yang pertama kali dikembangkan di Amerika serikat pada tahun empat puluhan, sasaran synetics ini adalah untuk memperbaiki perilaku antar individu dalam kehidupan kelompok. Titik tolak pengembangan tekni synetics ini bahwa kreatifitas berkaitan dengan pisikologi tertentu.

Teknik Synetics berkisar pada ;
1.    Mendengarkan secar aktif.
2.    Umpan balik
3.    Aneka ragam bentuk pernyataan pendapat gagasan
4.    Orientasi tujuan
5.    Perubahan peranan pimpinan
6.    Prosedur lain yang sifatnya spekulatif

Ciri khas dari teknik synetics, diskusi diadakan berlangsung ramai dan dinamis, jalan keluar yang rasional dan jelas tampak ditolak dengan segera dan pendekatan – pendekatann yang tampaknya tidak relevan dan bahkan aneh didorong untuk dikembangkan. 

C.   Teknik Asosiasi Bebas
Teknik ini merupakan pemanfaatn kekuatan berpikir untuk membuat hubungan lateral dan tidak segera terlihat sebelumnya. Teknik bermanfaat dalam mengkombinasikan berbagai gagasan yang tidak konkrit, menggabungkan desain, nama dan sebagainya

Manfaat dari teknik asosiasi bebas
1.    Pihak – pihak yang terlibat Menemukan cara – cara baru untuk mengelompokkan berbagai segi dari situasi problematik
2.    Menemukan cara – cara analisis yang efektif.
3.    Banyaknya gagasan yang menaglir secara bebas.
4.    Pihak – pihak yang terlibat tidak berpikir secara konvensional

D.   Buku catatan kolektif
Teknik ini berkisar pada buku catatan oleg sekelompok orang yang diajak melibatkan diri dalam memecahkan suatu problem. Masing – masing peserta mencatat semua pendapat/gagasan tentang suatu masalah yang sama.
Setelah waktun yang ditetapkan seseorang yang berperan koordinator mengumpulkan semua buku catatan tersebut dan menyusun sebuah resume dari semua pendapat dan gagasan.
Kelemahan dari teknik ini, terletak pada tersedia tidaknya koordinator yang mempunyai kemampuan yang tinggi untuk menyusun resume yang menampung semua pendapat dan gagasan yang dikemukakan

E.   Checklist
Teknik checklist ini bermanfaat dalam menantang seseorang untuk berpikir secara kreatif dalam menajwab serangkaian pertanyaan tertentu, pertanyaan disusn sedemikian rupa sehingga orang – orang yang diharapakan menjawabnya melihat sesuatu permasalahan secara kritis dan sistematis.
Keuntungan teknik ini meningkatkan daya kreatifitas sesorang dalam mendefenisikan hakikat suatu permasalahan secara lebih tajam

F.    Penyusunan daftar ciri-ciri
Teknik ini salah satu variasi dari teknik checklits, kegunaanya hanya  untuk sesuatu yang berwujud kebendaan
Cara penggunaanya adalah sebagai berikut ; suatu organisasi niaga mislanya menghasilkan produk tertentu berniat untuk memperbaiki ciri – ciri produk tersebut sehingga lebih murah menghasilkannya, lebih menarik bagi para konsumen dan lebih tahan lama dalam pemakaiannya.
Yang pertama – tama dilakukannya adalah menyusun ciri – ciri produk itu sebagaimana adanya, kemudian ciri – ciri itu dibahas untuk melihat dalam hal apa saja ciri – ciri dapat disempurnakan atau tidak

G.   Berangan – angan secara kreatif.
Berpikir kreatif antara lain berarti bahwa tidak puas dengan hasil yang telah diraihnya, betap besarpun keberhasilan itu . secara analogi dapat dikatakan bawha masih ada gunung yang lebih tinggi yang dapat didaki, masih terbentang luas lautan untuk diarungi

H.   Analisa morfologis.
Teknik ini merupakan cara komprehensif dalam menyusun sebuah daftar dan meneliti semua kombinasi pendekatan yang mungkin dilakukan dalam memecahkan suatu permasalahan tertentu, teknik ini berusaha menggambarkan suatu masalah dilihat dari semua aspek atau dimensi.

I.      Metode Eddison
Metode Eddison sesungguhnya merupakan eksprimen yang bersifat coba – coba., teknik ini bermanfaat untuk sesuatu hal yang baru yang hasilnya tidak terikat oleh waktu. Teknik Eddison membutuhkan banyak waktu, kesabaran dan keuletan ataupun biaya yang cukup mahal

Dari berbagai teknik yang tekah dikemukakan tingkat dominan ditentukan oleh kemampuan para manajer untk mengarahkan kegiatan – kegiatan para bawahannya yang terlibat, hanya dengan kepemimpinan efektiflah kratifitas orang lain dapat berkembang. Suatu conditio sine dua non atau syarat yang harus ada dalam pengambilan keputusan

PERANAN KELOMPOK DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Tanpa mengurangi pentingnya individu mengambil keputusan , pengalaman, penelitian bahwa bahwa peranan kelompok dalam identifikasi hakikat masalahyang secara kreatif menenmukan berbagai alternatif yang tersedia akan berlangsung dengan lebih efektif apabila orang – orang yang berkepentingan dilibatkan secara langsung
Keterliabatan kelompok dalam pengambilan keputusan harus dilihat sebagai suatu kebutuhan.
Kelompok yang dilibatkan dalam
1.    Semua orang memiliki kepentingan dalam menangani semua masalah
2.    Panitia.
3.    Kelompok kerja
Manfaat pelibatan kelompok dalam pengambilan keputusan
1.    Pendekatan kelompok semakin banyak pendekatan yang temukan.
2.    Masukan yang beraneka ragam.
3.    Pemanfaatn berbagai pengetahuan
4.    Pengurangan pandangan subyektif
5.    Keterikaan pada keputusan yang diambil
6.    Pentingnya komunikasi dalam pengambilan keputusan
7.    Meningktkan mutu keputusan yang diambil

Teknik meningkatkan efektifitas kelompok
  • 1.    Menentukan jumlah anggota
  • 2.    Penugasan yang jelas.
  • 3.    Pentingnya komunikasi
  • 4.    Penyediaan sumber daya dan dana yang memadai
  • 5.    Kejelasan sasarna yang ingin dicapai
  • 6.    Pentingya suasana keakrabatan
  • 7.    Metode kerja yang memadai
  • 8.    Pemanfaatan waktu
  • 9.    Peranan pimpinan kelompok selaku katalisator
  • 10. Dokumentasi yang akurat
  • 11. Tata tertib diskusi
  • 12. Pengelolaan agend pertemuan
  • 13. Pengaturan tempat duduk

Kelemahan penggunan kelompok
1.    Pengaruh nilai – nilai sosial
2.    Pertimbangan status.
3.    Kesepakatan terlalu cepat tercapai.
4.    Pengaruh dominan orang kuat dalam kelompok
5.    Kekurangmampuan berkosentrasi
6.    Kurangya kesempatan mengemukakan pendapat, gagasan, dan pengetahuan
7.    Pemilihan anggota yang tidak tepat.
8.    Kepercayaan berlebihan pada kelompok ahli.
9.    Kepemimpinan tidak efektif

Peranan kepemimpinan dalam pengambilan keputusan kelompok
Efektif suatu tidaknya kelompok tergantung  pada efketifitas seorang pemimpin baik orang yang diminta atau ditunjuk sebagai pemimpin, artinya dipundak setiap pemimpin diletakkan beban yang harus dipikulnya agar ia mampu berperan sebagai pimpinan kelompok yang efektif
Secara umum dapat dikatakan bahwa kepemimpinan merupakan kemampuan dan keterampilan, maka ia dapat dipelajari, ditumbuhkan dan dikembangkan.   

A.     KENDALA – KENDALA DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN
1.    Pedahuluan
Penggabungan yang paling tepat sekalipun antara pendekatan ilmiah dan pemikiran kreatif, intiutif, pengalaman dalam proses pengambulan keputusan tetap mengandung resiko atau ketidak berhasilan, keputusan yang diambil bisa saja tidak tepat, meleset atau bahkan mungkin salah sama sekali,
Banyak manajer banyak salah menagmbil keputusan karena menghadapi banyak kendala  dalam proses pengambilan keputusan

2.    Kendala – kendala dalam pengambilan keputusan
Ø Kendala dalam diri sendiri pengambil keputusan
Kendala yang paling kuat dampaknya sesungghnya bersumber pada diri pengambil keputusan yang bersangkutan, kendala yang sering dihadapi adalah ketidakmampuan seseorang bertindak tegas, seringnya manajer diliputi keraguan – raguan yang yang menguasai cara berpikir sehingga ia menyerahkan pengambilan keputusan kepada bawahan, mengangkat permasalahan ketingkat yang lebih tinggi sehingga pimpinan pada hirarki yang lebih ataslah yang kemudian mengambil keputusan dan selalu mencari alasan sedemikian rupa sehingga peranan mengambil keputusan bergeser secara horizontal kepada manajer  lain yang setingkat

Ø Kegagalan masa lalu.
Perjalanan karir seseorang baik seorang manajer ataupun profesi lain tidak ada yang mencapai keberhasilan yang sempurna. Ada saja pengambilan keputusan yang diambil yang tidak mendatangkan hasil yang diharapkan, kegagalan masa tidak jarang menjadi penghalang dalam pengambilan keputusan, dan bahkan begitu menghantui seseroang sehingga ia mnejadi takut atau keragu – raguan mengambil keputusan.
Untuk menutupi rasa takut  atau keraguan  itu seorang manajer biasanya berusaha menemukan berbagai jenis “ perisai “ sehingga merasa bebas dari kegagalan yang pernah dialaminya. Berbagai perisai itu  antara lain ;
-       Pembentukan panitia ad hoc
-       Menyerahkan penyelesaian kepada kelompok ahli.
-       Pengerahan tenaga konsultan dari luar organisasi.
-       Penciptaan prosedur yang sangat formal, sehingga pengambilan keputusan menjadi tugas dan tanggung jawab yang sifatnya kolektif dan tidak lagi menjadi tanggung jawab manajer yang bersangkutan.

Ø Pemahaman yang tidak tepat tentang peranan informasi.
Pemahaman yang tidak tepat peranan informasi dalam pengambilan keputusan dapat menjadi kendala yang harus disingkirkan, tidak jarang seorang pengambil keputusan mengatakan bahwa mereka tidak mengambil keputusan karena mereka tidak memiliki informasi yang cukup, adakalanya keluhan tersebut mengandung kebenaran. Tetapi tidak jarang dalih itu hanya merupakan cara ,mengelak dari tanggung jawab untuk mengambil keputusan. Dalam situasi ini seorang pengambil keputusan bisa melalui pendekatan intiusi, pengalaman dapat memberikan sumbangsih yang berarti dalam meluruskan peresepsi para pengambil keputusan, jika informasi diangap memakan banyak energi dan waktu untuk menganalisa mana yang relevan dan mana yang tidak dalam proses pengambilan keputusan

Ø Terlalu banyak konsultasi
Proses pengambilan keputusan dapat menjadi sangat lamban apabila seorang pengambil keputusan melakukan terlalu banyak konsultasi dengan berbagai pihak, baik didalam organisasi maupun diluar organisasi. Ada beberapa jenis cara melibtakan orang lain ( Konsultasi ) dalam proses pengambilan keputusan ;
-       Konsultasi yang bersifat memberitahukan, saya telah mengambil keputusan demikian, terserah saudara menerima atau tidak “
-       Konsultasi yang bersifat menjual, inilah keputusan yang telah saya ambil, izinkan saya menjelaskan kepada saudara dan mudah – mudahan saudara menerimanya sebagai suatu keputusan yang baik.
-       Konsultasi yang memancing reaksi orang lain,  saya merencanakan mengambil keputusan demikian, dan saya sangat mengharapkan pendapat anda untuk keputusan tersebut.
-       Konsultasi meminta pertimbangan orang lain, saya sedang memikirkan untuk bertindak demikian, saya harapkan saran saudara apa yang dapat saya lakukan, apakah menyempurnakannya atau mengubahnya  supaya menjadi keputusan yang tepat.
-       Konsultasi yang partisipatif, kita menghadapi suatu masalah, saya minta pendapat saudara – saudara dan saya akan mengambil keputusan berdasarkan pendapat yang saudara – saudara kemukakan itu.
-       Konsultasi dengan penekanan kuat pada pendapat orang lain,  beginilah situasi yang kita hadapi, dan inilah kendala – kendala yang harus kita atasi, marilah kita mengambil keputusan bersama – sama.
-       Konsultasi yang bersifat pendelegasian,  saudara tentunya mengetahui apa yang harus anda lakukan, saya mempercayakan kepada saudara, tindakan apa yang akan saudara ambil dan langkah apa yang saudara tempuh

Ø Faktor ketidakpastian
Ketidakpastian merupakan suatu kendala yang dihadapi pengambil keputusan, karena itu kemampuan memperhitungkan dan mengatasi kendala tersebut  turut pula menentukan tingkat efektifitas seseorang sebagai pengambil keputusan. Ketidakpastian itu menjadi kendala karena ;
-       Kurangnya keyakinan dalam diri manajer tentang hasil yang akan diperoleh dari keputusan yang diambil.
-       Preferensi pribadi manajer atas aletrnatif yang mungkin ditempuh, yang bisa saja berbeda dari alternatif – alternatif yang ditemukan melalui pendekatan ilmiah.
-       Manajer yang bersangkutan meragukan apakah keputusnan baru diperlukan
 
Ø Keterlibatan kelompok.
Ketelibatan sejumlah orang terutama mereka yang memiliki kepentingan dalam pengambilan keputusan merupakan hal yang sangat baik, karena kelompok yang terlibta memiliki rasa tanggung jawab. Akan tetapi setiap teknik pengambilan keputusan ada positif dan negatifnya. Ada dua kelemahan yang ditimbulkan oleh keterlibatan banyak orang dalam prose pengambilan keputusan ;
1.    Proses pengambilan keputusan menjadi  lamban.
2.    Sering terjadi perdebatan dikalangan para anggota kelompok yang pada gilirannya mempersulit tercapainya mufakat

Ø Ketidakjelasan peranan ( Job description )
Ada beberapa pertanyaan untuk memperjelas peranan ( job description ) ;
1.    Siapa yang melakukan apa
2.    Siapa yang bertanggung jawab kepada siapa
3.    Siapa yang berhubungan dengan siapa, dan dalam hal apa
4.    Jaringan informasi apa yang ada dan dimanfaatkan untuk apa
5.    Saluran informasi  apa yang tersedia dan bagaimana tata krama penggunaanya.
Ketidak jelasan peranan itu dapat berakibat pada berbagai hal – hal negatif, seperti ;
-       Kemungkinan seseorang bertindak melampaui batas – batas wewenang yang sesungguhnya dimiliki.
-       Ragu untuk bertindak, karena ketidak pastian, apakah tindakan yang hendak diambilnya masih dalam batas wewenang yang dimilikinya.
-       Kemungkinan tumpah tindih kegiatan
-       Kemungkinan terjadinya duplikasi.
-       Kemungkinan tidak lancarnya koordinasi.
-       Laporan tidka ditangani sebagaimana mestinya

Ø Faktor inertia ( Kemalasan )
Inertia atau kemalasan menjadi kendala karena menjadi rintangan dalam pengambilan prakarsa dan kesediaan untuk memikul tanggung jawab. Sikap inertia  mendorong seseorang untuk tidak berbuat apa – apa sehingga ia terpaksa tidak berbuat sesuatu .

Ø Kekurangmampuan mengelola waktu
Efektifitas seorang manajer dan dengan sendirinya juga sebagai pengambil keputusan sangat tergantung kemampuannya mengelola waktunya secara tepat. Ketidakmapuan mengelola waktu mengakibatkan seorang manajer menghadapi stress  yang pada gilirannya pasti mepengaruhi prestasi kerjanya.
Teknik yang lazim digunakan agar seorang manajer dapat menggunakan waktu adalah dengan buku catatan harian secara teliti dan detail. Buku harian dapat berfungsi untuk mencatat, kapan meneriam tamu, kapan jadwal rapat dll.

Ø Faktor stress
Tanggung jawab seorang manajer dalam mengambil subuah keputusan yang rasional, logis, relaistis dan efektif bukanlah sesuatu yang mudah, karena itu tidak mengherankan bila banyak manajer yang dihinggapi stress sebagai beratnya tugas yang diembannya. Banyak faktor yang dapat menimbulkan stress . misalnya mengalirnya terlalu banyak informasi, sehingga memerlukan banyak waktu dan tenaga untuk menganalisisnya, kebisingan yang terjadi disekeliling tempat kerja, desakan waktu yang begitu kuat ( target ), selain faktor akibat kehidupan organisasional faktor pribadipun seorang bisa menajdi stress, misalnya pertikaian dalam rumah tangga, lingkungan, kebiasaan – kebiasaan jelek ( narkoba, judi dan minum-minuman beralkohol )

Ø Neraca keputusan yang diambil
Ada dua langkah terpenting dalam menentukan pilihan yang diperkirakan akan mendatangkan hasil yang memuaskan ;
1.    Identifikasi dan pengkajian semua alternatif yang mungkin akan ditempuh untuk melihat kelebihan dan keurangannya.
2.    Analisis yang mendalam tentang berbagai konsekuensi apa yang akan dihadapi jika alternatif tertentu dipilih untuk dilaksanakan
Salah satu cara yang dapat digunakan oleh pengambil keputusan dalam menempuh dua langkah utama itu ialah dengan jalan meyusun suatu neraca keputusan yang diambil. Neraca pengambilan keputusan merupakan suatu struktur formal dengan mencantumkan semua kelebihan dan kekurangan dari berbagai pilihan dalam menanggulangi suatu situasi problematik  


B.    ANALISIS KEPUTUSAN DAN ALAT BANTUNYA

1.    PENDAHULUAN

Telah umum diketahui bahwa perkembangan ilmu pengetahuan bahwa salah satu ciri abad modern sekarang ini ialh perkembangan pesat ilmu pengetahuan dan tekhnologi. Perkembangan demikian antara lain merupakan salah satu akibat dari semakin rumitnya kehidupan manusia modern sehingga dengan berbagai jenis permasalahannya, yang pada gilirannya menuntut dikembangkannya berbagai instrumen limiah untuk memperoleh pemecahan yang memuaskan
Salah satu perkembangan dalam ilmu manajemen adalah analisis keputusan yang mulai tumbuh dan berkembangan pada tahun enam puluhan yang lalu. Analisis keputusan merupakan instrumen ilmiah yang dimksdukan untuk memecahkan berbagai permasalahan yang rumit, pendekatan  yang dipakai dalam penggunaaan instrumen ini adalah menggabungkan landasan – landasan logis dari teori keputusan yang bersifat statistik dengan kemampuan analisis sistem.
Revolusi industri yang pertama di inggris merupakn dorongan untukmmencari, menemukan dan mengebangkan cara – cara pendekatanyang bersifat ilmiah dalam memecahkan masalah yang dihadapi oleh manusia dalam kehidupan organisasinya. Peran Henri Fayol di Perancis dan Frederick W, Taylor di Amerika diakui sangat besar dalam mempelopori apa yang dewasa ini dikenal dengan ilmu administrasi dan manajemen.

2.    INSTRUMEN STATISTIKAL DAN MATEMATIKAL
Berbagai instrumen statistikal dan matematikal yang banyak digunakan dalam menganalisis berbagai keputusan manajemen, seperti linear programing, dunamic programing, interger programing, game theory, queuing theory, dan teori probabilitas.

a.    Penciptaan model
Berbagia model yang telah diciptakan dan digunakan untuk mengantikan pengambilan keputusan pengambilan keputusan dengan coba – coba. Suatu model dengan berbagai programnya biasanya memang mampu mengidentifikasikan pilihan terbaik dari berbagai alternatif yang telah dikaji dengan matang. Seorang manajer yang ingin berfungsi sebagai pengambil keputusan yang efektif, paling sedikit harus menyadari manfaat yang dapat diperoleh dari penggunaan berbagai model pengambilan keputusan, seorang manajer harus berusaha mengenali potensi maupun keterbatasan model yang mungkin digunakan.
Ada dua jenis model dalam pengambilan keputusan yaitu (1) model kuantitatif dan (2) model kulitatif, model kuantitatif biasanya menuntut logika dan tingkat ketepatan yang tinggi, model kuantitatif biasanya lebih realistis.
Dalam analisa keputusan manfaat utama dari model – model ini biasanya digunakan oleh model – model tertutup, karena tuntutan ketepatan dan kuantifikasi sebagai pertimbangan utama. Model – model tersebut dapat digunakan untuk pngambila keputuan yang sifatanya strategis, seperti ;
-       Penentuan sasaran organisasi.
-       Perumusan kebijaksanaan dasar.
-       Pemilihan lokasi pabrik.
-       Perencanaan dampak lingkungan.
-       Penyusunan anggaran yang tidak bersifat rutin.
Bahkan juga dalam pengambilan keputusan yang bersifat taktis dan teknis, seperti ;
-       Perencanaan keuangan
-       Perencanaan ketenagakerjaan.
-       Reka bangun tata ruang pabrik.
-       Penyusunan anggaran rutin.

b.    Berbagai teknik penggunaan model
-       Teknik yang didasarkan pada teori keputusan statistikal. Teknik berusaha untuk memanfaatkan preferensi pengambil keputusan yang bersangkutan. Tanpa mengurangi pentingnya gagasan, pendapat, dan saran orang lain, model yang diciptakan dan teknik penggunaannya lebih banyak disesuaikan dengan keinginan pengambil keputusan
-       Programing matematikal, yaitu suatu teknik yang berusaha memperhitungkan jalan pemecahaan yang optimal meskipun kondisi yang dihadapi tidak jelas, dan bahkan mengandung tingkat ketidakpastian yang tinggi.
-       Game theory, yaitu pengambilan keputusan yang kolektif, yang didalamnya dicoba memperhitungkan jalan pemecahan yang paling optimal dengan mengkaji berbagai hal, seperti ; tujuan yang ingin dicapai, kekuatan organisasi, kelemahan organisasi, berbagai peluang yang mungkin timbul, gangguan, hambatan dabn bahkan ancaman yang mungkin harus dihadapi.
-       Pengambilan keputusan dengan kriteria ganda, yaitu berdasarkan rumus maksimalisasi, diperkirakan manfaat apa yang mungkin diperoleh dan dengan rumus minimalisasi meperkirakan kerugian apa yang harus dipikul  

3.    ANALISIS SISTEM
Analsisi sistem berbeda dengan model – model matematis yang menggunakan angka – angka untuk menjelaskan situasi tertentu, analsis sistem merupakan sikap mental seseorang dalam menghadapi dan menyelesaikan problematik.
Sistem merupakan berbagai bagian, unsur, proses, komponen, dan fungsi yang berinteraksi dengan tingkat ketergantungan yang tinggi sedemikian rupa, sehingga mampu bergerak sebagai satu kesatuan yang utuh

4.    PERANAN SEORANG ANALIS KEPUTUSAN
Analsis keputusan dapat dilakukan pada setiap jenis permsalahan yang menuntut pertimbangan yang matang. Analisis keptusan menyangkut usaha penilaian terhadap semua alternatif yang sebelumnya telah dikaji secara sistematis sehingga pilihan yang paling tepat dapat dilakukan.
Analisis keputusan juga digunakan sebagai pedoman bertindak dalam suatu lingkungan yang mengandung resiko dan penuh dengan ketidakpastian.
Peranan seorang analisis keputusan harus bersikap terbuka terhadap pendapat, gagasan, orang lain.
Ada beberapa orang yang perlu dilibatkan dalam analisis keputusan ;
-       Pengambil keputusan yang bersangkutan sendiri yang biasanya bertindak atas nama organisasi/perusahan, peran utamanya adalah meletakkan dasar untuk melakukan pilihan atas berbagai alternatif.
-       Tenaga ahli yang peran utamanya terletak pada penyediaan informasi yang diperlukan dlam melakukan analisis, sehingga keputusan yang diambil merupakan keputusan yang paling tepat. Tenaga hali yang dilibatkan harus sesuai denga keahlian yang kita butuhkan dalam pengambilan keputusan.
-       Tenaga analisis yang pperan utamanya terlihat pada usaha menciptakan berbagai model pengabilan keputusan

5.    POHON KEPUTUSAN
Pohon  masalah  (problem  tree)  merupakan  sebuah  pendekatan/ metode yang digunakan untuk identifikasi penyebab suatu masalah. Analisis pohon   masalah   dilakuka denga membentu pola   piki yang   lebih terstruktur mengenai komponen sebab akibat yang berkaitan dengan masalah yang  telah  diprioritaskan.  Metode  ini  dapat  diterapkan  apabila  sudah dilakukan identifikasi dan penentuan prioritas masalah.
Pohon masalah memiliki tiga bagian, yakni batang, akar, dan cabang. Batang pohon menggambarkan masalah utama, akar merupakan penyebab masalah inti, sedangkan cabang pohon mewakili dampak.
Manfaat dari alat bantu pohon keputusan ini ialah dimungkinkan penjabaran suatu permasalahan besar menjadi serangkaian masalah – masalah kecil yang dipecahkan secara terpisah, dan kemudian digabung untuk memberikan pemecahan masalah sebagai keseluruhan. Pohon keputusan memungkinkan seorang analis dan juga seorang manajer untuk berpikir dengan cara sistematis, terstruktur dan terkendali.
Para manajer dan analis yang menggunakan pohon keputusan sebagai alat bantu biasanya mampu meningkatkan kemahirannya dalam mengambil keputusan secara efektif, dikatakan demikian karena penggunaan pohon keputusan secara tepat ;
a.    Memungkinkan pengambil keputusan atau analis memperjelas hubungan dan kaitan antara berbagai variabel yang diperhitungkan.
b.    Memungkinkan penstrukturan masalah secara logis dan sistematis.
c.    Memungkinkan identifikasi secara jelas dari semua alternatif yang layak dipertimbangkan dan dikaji.
d.    Memungkinkan penyusunan rencana darurat apabila rencana normal tidak dapat diwujudkan.
Contoh POHON KEPUTUSAN










 Terdapat beberapa teori lain mengenai definisi pohon masalah, antara lain:

a.  Silverman  (1994)  menggunakan  istilah Tree  Diagram dan  menyatakan diagram sistematik atau diagram pohon dirancang untuk mengurutkan hubungan sebab-akibat.
b. Modul Pola Kerja Terpadu (2008) menggunakan istilah pohon masalah yang merupakan bagian dari analisis pohon. Analisis pohon adalah suatu langkah pemecahan masalah dengan mencari sebab dari suatu akibat.


6.    Menggunakan Analis Keputusan atau tidak.
Analis keputusan mempunyai kelebihan dan kekurangan juga. Berbagai kelebihan dan kekurangan alat bantu ini harus dikenali dengan baik, karena hanya demikianlah ia dapat menjawab alat bantu yang ampuh. Oleh karena itu seorang pengambil keputusan perlu memahami dan mengenali berbagai kelebihan dan kekurangan penggunaan analis keputusan
Untuk dapat menentukan apakah analis keputusan akan digunakan atau tidak, berbagai kelebihan tersebut perlu diperhadapkan dengan berbagai kekurangannya, seperti ;
Kelebihan ;
-       Suatu masalah didefenisikan dengan jelas dan secara ekplisit.
-       Analis keputusan merupakan pendekatan yang sistematis dalam mengidentifikasi dan mengkaji berbagai pilihan bertindak yang mungkin dilakukan.
-       Rangkaian langkah yang dapat ditempuh diidentifikasikan secara logis, dan digunakan secara konsisten setiap kali situasi problematik timbul.
-       Melalui analis keputusan faktor – faktor yang sifatnya subjektif dapat tertampung dalam mengkaji berbagai alternatif.
-       Ketidakpastian dan preferensi pengambi keputusan dipisahkan dan diperhitungkan secara proporsional.
-       Analis keputusan memusatkan pembahasan pada hal – hal penting.
-       Tersedia kesempatan untuk mengemukakan dan mempertimbangkan berbagai sudut pandang.
-       Analis keputusan memungkinkan seorang manajer untuk mengkaji secara sistematis informasi apa yang perlu dikumpulkan dalam menghadapi situasi problematik tertentu dan dengan demikian usaha pencaharian informasi dapat dibatasi.
-       Dengan dimungkinkan penampungan faktor – faktor subjektif dalam proses pengambilan keputusan, pandangan orang lain pun – termasuk para ahli ikut tertampung.
-       Dengan penggunaan data tertulis yang dikuantifikasikan tersedia dokumentasi lengkap dan akurat yang akan sangat bermanfaat dalam mengkomunikasikan keputusan yang diambil kepada semua pihak yang berkepentingan.

Kekurangan ;
-       Analis keputusan memerlukan waktu dan oleh karena itu tidak dapat digunakan dalam situasi dimana keputusan harus segera diambil.
-       Tidak semua pengambil keputusan bersedia menerima berbagai prinsip yang digunakan untuk menilai berbagai kemungkinan yang mungkin ditempuh karena pengaruh preferensi yang telah terdapat dalam pikirannya.
-       Dalam menggunakan analisis keputusan, arti pentingnya data kualitatif sering diabaikan karena keputusan dirasakan lebih mudah diambil apabila masukan pendukung, seperti data kuantitatif tersedia.
-       Analisis keputusan menuntut pengintegrasian hasil – hasil pekerjaan dari dari pihak seperti analis, manajer yang bersangkutan, dan para ahli. Integrasi demikian tidak selalu mudah untuk dilakukan , karena bebrbagai pihak yang terlibat merasa bahwa pihaknya memikul tanggung jawab tertentu dalam proses pengambilan keputusan.

7.    Memanfaatkan analis keputusan atau tidak.
Jika seorang pengambil keputusan ( Manajer ) mengahdapi situasi problematik yang relatif sederhana dan bersifat rutin mungkin manajer yang bersangkutan tidak perlu memanfaatkan tenaga dan kemampuan analis untuk mengatasi situasi problematik tersebut, tapi jika sebaliknya problematik yang dihadapi rumit dan tidak bersifat rutin mungkin kehadiran seorang analis dibutuhkan.
Untuk memutuskan memanfaatkan seorang analis atau tidak seorang pengambil keputusan perlu menemukan jawaban atas empat pertanyaan berikut ;
-       Apakah masalah yang dihadapi sederhana ataau rumit ?
-       Apakah masalah yang dihadapi bersifat rutin atau tidak ?
-       Apakah teori, model, dan teknik yang dikuasai oleh manajer cukup tangguh mengatasi problematik yang dihadapi atau tidak ?
-       Apakah biaya yang harus dipikul oleh organisasi dapat dibenarkan dengan pemanfaatan seorang ahli yang berperang sebagai analis ?
Apabila seorang manajer pengambil keputusan memutuskan untuk menggunakan tenaga ahli atau analis, lima persyaratan harus dipenuhi agar analis bersangkutan dapat menyelesaikan tugasnya dengan baik ;
-  Analis bersangkutan harus memperoleh kepercayaan penuh dari pengambil keputusan dan dari berbagai pihak lain dan kedudukan dan peranannya berpengaruh pada tugas yang akan diselesaikan.
-       Analis harus bersedia untuk menyesuaikan model dan teknik – teknik yang akan digunakannya dengan kebutuhan nyata pengambil keputusan.
-       Analis harus memiliki waktu yang memadai untuk mendalami situasi problematik yang dihadapi dan untuk mengkaji berbagai strategi pemecahan masalah yang hendak ditempuh.
-       Manajer harus bersedia memberikan kepada analis yang membantunya semua infomasi yang dimiliki, baik yang diperoleh secara tertulis maupun secara lisan.
-       Kehadiran analis hanya bisa dibenarkan apabila situasi problematik yang dihadapi tidak mungkin diatasi dengan hanya memanfaatkan kemampuan dalam organisasi.

8.    Pemanfaatan kemajuan teknologi.
Seorang manajer yang telah berpengalaman mengelolah suatu organisasi pasti menyadari, bahwa organisa yang dipimpinnya selalu berhadapan dengan resiko yang mungkin timbul dimasa yang akan datang. Faktor utama penyebab selalu timbulnya suatu resiko adalah keterbatasan kemampuan manusia untuk memperkirakan keadaan dimasa depan yang ciri utamanya adalah ketidakpastian. Ketidakpastian ekonomi, politik, keamanan, ataupun bencana alam.
Karena timbulnya resiko merupakan kenyataan hidup suatu organisasi para manajer dewasa ini semakin sadar betapa pentingnya kemampuan dan kemahiran menganalisis resiko ditumbuhkan dan dikembangkan. Kemajuan tekhnolgi dapat membantu karena dapat dikatakan bahwa analisis resiko merupakan gabungan antara keterampilan manusia dengan kemapuan teknolgi 
-       Pemanfaatan komputer.
-       Pendekatan heuristik.
-       Berbagai sistem pendukung keputusan
9.    Pemanfaatan maksima alat bantu

C.    PELAKSANAAN KEPUTUSAN
Pada dasarnya pelaksanaan keputusan itu mempraktekkan apa yang telah diputuskan, seorang manajer yang ingin meningkatkan efektifitas kepemimpinanannya perlu memberikan perhatian kepada satu factor utama yang berakitan dengan pelaksanaan keputusan yang telah diambil, yaitu bersikap antsipatif terhadap konsekuensi – konsekuensi yang mungkin tidak menguntungkan. Jelasnya setiap manajer pengambil keputusan harus siap menghadapi kemungkinan, bawa keutusan yang diambionya mengalami kesukaran dalam pelaksanannya bahkan menimbulkan stress. Oleh karena itu perlu diambil langkah – langkah yang tepat untuk memasuki tahap implementasi, dengan kekebalan emosional terhadap akibat – akibat yang tidak diinginkan.


Cara mengenali akibat potensial yang diakibatkan dalam pelaksanaan keputusan
a.    Identifikasi Masalah
Agara dapat mengidentifikasi suatu permasalahan yang mungkin timbul langkah pertama yang perlu diambil ialah dengan bertanya “ Bagaimana jika…………………..? “ jawaban terhadap pertanyaan tersebut biasanya memberikan petunjuk dalam hal apa saja mungkin timbul permasalahan dan keputusan yang telah diambil tidak terlaksana sesuai dengan harapan. Metode dan teknik yang dapat digunakan adalah mengadakan diskusi, dalam diskusi akan terlihat semua gambaran tentang keadaan terburuk mungkin dihadapi apabila suatu keputusan dilaksanakan

b.    Penilaian hasil diskusi.
Semua hasil pembicaraan yang dilakukan perlu dicatat secara akurat dan teliti , sehingga tidak ada skenario buruk yang terabaikan.
Agara usaha mengurangi dampak negatif dari berbagai kemungkinan negatif tersebut berhasil perlu dilakukan penilaian yang tepat dengan menanyakan dua jenis pertanyaan ;
1.    Sampai sejauh mana timbulnya konsekuensi negatif itu. ? dan
2.    Jika terjadi betapa kuat dampak yang harus ditanggulangi ?
Apabil jawaban dari kedua pertanyaan ini menyakinkan berbagai langkah – langkah persiapan untuk menghadapi dan menanggulangi dapat dilakukan.

c.    Mengambil tindakan penyangga.
Tindakan preventif. Tindakan preventif merupakan tindakan yang paling tepat untuk diambil, karena tindakan tersebut akan lebih murah dibandingkan dengan tindakan penyusunan tindakan darurat, tetapi juga karena tindakan preventif efektif mencegah penyimpangan dari rencana.
Tindakan darurat. Jika tindakan preventif tidak berhasil menagani kemungkinan – kemungkinan negative yang dapat saja timbul dipermukaan, tidak ada lagi cara lain untuk mengatasinya, kecuali memberlakukan tindakan darurat untuk mengatasi situas problematis baru yang harus diatasi.
Dalam memutuskan untuk mengambil tindakan penyangga seorang pengambil keputusan perlu menanyakan pada diri sendiri berbagai pertanyaan, seperti ‘
1.    Tindakan apa yang harus dilakukan supaya masalah tidak timbul.
2.    Gejala – hejala apa yang harus diwaspadai krena merupakan petunjuk kuat.
3.    Jika suatu masalah timbul langkah apa yang perlu ditempuh untuk menghilangkan sumber penyebabnya, dan Jika masalah yang timbul tidak dapat dihilangkan, langkah apa yang perlu diambil , sehingga dampaknya dapat dikurangi ketingkat paling minimu

d.    Memperoleh dukungan terhadap keuputusan yang diambil.
Manajer sering begitu yakin atas kebenaran dan ketepatan keptusan yang diambilnya sehingga sering bahwa manajer tidak perlu meyakinkan orang lain tentang ketepatan dan kebenaran tersebut. Betapapun mendalamnya pengkajian terhadap berbagai alternatif  dilakukan, betapapun pilihan yang dijatuhkan , berbagai  pihak harus tetap diyakinkan, bahwa keputusan yang diambil merupakan keputusan yang tepat
Pihak – pihak yang perlu diyakinkan akan ketepatan pilihan  dalam pelaksana keputusan





e.    Mewujudkan pelaksanaan yang efisien dan efektif
Ø  Pengambil keputusan tesebut harus memiliki kewenangan untuk melaksanakan keputusan yang telah diambilnya
Ø  Menyusun perencanaan yang tepat, yang didalamnya terlihat pemanfaatan antara lain ; uang, bahan, tenaga manusia, informasi, dan waktu
Ø  Penyusunan tolak ukur hasil pekerjaan
Ø  Kejelasan pertanggungjawaban
Ø  Instruksi/perintah yang jelas
Ø  Perlunya supervisi
Ø  Mengabil tindakn yang tepat untuk mencegah penundaan atau keterlambatan
Ø  Pengamatan atas hasil kemundruan atau kemajuan yang dicapai
Ø  Pemeliharaan metode, teknik atau cara kerja baru
Ø  Melakukan penilaian yang objektf




Referensi Buku
Darmwan. D. Prinsip – Prinsip Perilaku Organisasi. Penerbit Pena Semesta. Tahun 2013
Siagian. S.P. Teori dan Praktek Pengambilan Keputusan, Penerbit PT Gunung Agung Jakarta. Ceatakn kesepuluh tahun 1997
Supranto. J. Teknik Pengambilan Keputusan. Penerbit Rineka Cipta. Edisi revisi. Tahun 2009