DASAR – DASAR PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Mengambil atau
membuat keputusan berarti memilih satu Diantara sekian banyak alternatif
q Pengambilan
keputusan (desicion making) adalah
melakukan penilaian dan menjatuhkan pilihan.
q Keputusan
ini diambil setelah melalui beberapa perhitungan dan pertimbangan alternatif.
q Sebelum
pilihan dijatuhkan, ada beberapa tahap yang mungkin akan dilalui oleh pembuat
keputusan. Tahapan tersebut bisa saja meliputi, identifikasi ,masalah utama,
menyusun altwernatif yang akan dipilih sampai penagmabilan keoutusan
Definisi Pengambilan Keputusan Menurut Para Ahli
Claude S. George, Jr :
Proses pengambilan keputusan
itu dikerjakan oleh kebanyakan manajer berupa suatu kesadaran, kegiatan
pemikiran yang termasuk pertimbangan, penilaian dan pemilihan di antara
sejumlah alternatif.
Horold dan Cyril O'Donnell :
Pengambilan keputusan adalah
pemilihan di antara alternatif mengenai suatu cara bertindak yaitu inti dari
perencanaan, suatu rencana tidak dapat dikatakan tidak ada jika tidak ada
keputusan, suatu sumber yang dapat dipercaya, petunjuk atau reputasi yang telah
dibuat.
S.P Siagian :
Pengambilan keputusan
adalah suatu pendekatan sistematis terhadap suatu masalah, pengumpulan fakta dan data, penelitian yang
matang atas alternatif dan tindakan.
Langkah – langkah dalam pengambilan keputusan
- 1. Identifikasi masalah dan membuat defenisinya
- 2. Mengumpulkan dan mengelolah informasi/data
- 3. Mengidentifikasi alternatif
- 4. Menganalisas dan mengkaji setiap alternatif.
- 5. Menentukan pilihan alternatif
- 6. Melaksanakan keputusan
- 7. Menilai/mengevaluasi keputusan
Keputusan terprogram
Keputusan terprogram
adalah tindakan menjatuhkan pilihan yang berlangsung berulang kali, dan diambil
secara rutin oleh organisasi. Keputusan terprogram biasanya menyangkut
pemecahan masalah yang sifatnya teknis serta tidak memerlukan pengarahan dari
tingkat manajemen yang lebih tinggi (
manajemen strategis ) karena prosedur pemecahan masalah telah dituangkan dalam
buku pedoman
Keputusan tidak terprogram
Keputusan tidak
terprogram, keputusan biasanya diambil untuk memecahkan masalah – masalah baru
yang belum pernah dialami sebelumnya, tidak bersifat repetitif, tidak
terstruktur dan sukar mengenali bentuk hakikat dan dampaknya. Keputusan tidak
terprogram menuntut daya nalar yang tinggi digabungkan tindakan yang sifatnya
adaptif dan berorientasi pada efektifitas pemecahan.
Kategori Keputusan
1.
Keputusan
dalam keadaan ada kepastian ( Certainty ).
Apabila semua informasi yang diperlukan untuk
mengambil keputusan lengkap, maka keputusan dikatakan dalam keadaan ada
kepastian, kita dapat meramalkan secara tepat atau eksak hasil dari setiap
tindakan ( action)
Pemecahan mengenai pengambilan keputusan
mengenai situasi adanya kepastian sifatnya deterministik
2.
Keputusan
dalam keadaan ada resiko ( Risk )
Resiko
terjadi kalau hasil pengambialn keputusan walaupun tak dapat diketahui dengan
pasti akan tetapi diketahui nilai kemungkinan ( probabilitanya ). Misalnya saja anda ingin memutuskan membeli
barang , setiap barang dibungkus rapi sehinggga anda tidak tahu mana yang bagus
dan mana yang rusak/cacat. Tetapi seandainya penjual jujur dan anda diberitahu
bahwa barangnya ada 100 buah dan yang rusak 99 buah, kemudian anda harus
memutuskan jadi membeli atau tidak. Kalau anda orang normal mungkin tidak jadi
membelisebab resikonya terlalu besar,
kemungkinan memperoleh barang yang rusak 99 %, jika sebaliknya anda diberi tahu
bahwa barang yang rusak hanya ada sebuah kemungkinan untuk memperoleh barang
yang rusak hanya 1 %.
3.
Keputusan
dalam keadaan ketidakpastian ( Uncertainty )
Ketidakpasian dalam pengambilan keputusan
terjadi kalau kita mengambil keputusan sama sekali tidak tahu karena sesuatu
yang mau kita putusakn belum pernah terjadi sebelumnya. Contoh ‘” anda menghadapi orang baru saja dikenal mendadak meminjam
meminjam uang 200 ribu untuk modal usaha, jika anda memberi uang sebanyak ia
minta anda tidak tau sama sekali berapa probabilitasnya orang tersebut akan
mengembalikan uang yang dipinjamnya tepat pada waktunya
Hal – hal yang harus dilakukan adalah;
- a. Mencari tambahan informasi mengenai orang tersebut ( peminjam )
- b. Menggunakan subjektif probability
4.
Keputusan
dalam keadaan ada konflik ( Conflict )
Situasi terjadi ketika kepentingan dua
pengambil keputusan atau lebih salaing bertentangan ( ada konflik )dalam situasi kompetitif.
MODEL DAN TEKNIK PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Model optimasi
Sasarna yang dicapai
model optimasi ialah bahwa dengan mempertimbangkan keterbatasan yang ada organisasi
berusaha memperoleh hasil terbaik yang paling mungkin dicapai, hasil itu dapat
beraneka ragam bentuknya seperti keuntungan bagi suatu oragnisasi niaga,
peningkatan penjualan. Meningktnya semangat kerja para karyawan, sikap
pengambil keputusan norma –norma serta kebijaksanaan organisasi berperan
penting dalam menentukan kriteria apa yang dimaksud hasil terbaik yang mungkin
akan dicapai.
Sebagai model
pengambilan keputusan optimasi didasarkan pada kriteria diantaranya ;
- - Maximin
- - Maximax
- - Melewatkan kesempatan tertentu
- - Probabilitas
- - Nilai materi yang diharapkan
- - Manfaat
Kelebihan dari teknik
pengambilan keputusan model optimasi, antara lain:
- Dapat memfokuskan diri pada pengumpulan
data dan kriteria yang telah ditetapkan.
- Dapat mengurangi subyektifitas, yaitu
mengambil keputusan berdasarkan opini seseorang.
- Efisien, karena berdasarkan pemilihan
alternatif yang terbaik.
Kekurangan dari
teknik pengambilan keputusan model optimasi, antara lain:
v Diasumsikan atau
dianggap bahwa ada pengetahuan yang telah dihasilkan.
v Model optimasi ini
tidak dinamis, harus mengikuti langkah-langkah yang terkait
v Dimunculkan sebagai
obyektif namun pengambilan keputusan oleh siapapun membutuhkan
justifikasi pribadi (tidak bebas nilai).
Model Satisficing
Model satisficing
berarti pengambil keputusan memilih alternative solusi pertama yang memenuhi
criteria keputusan minimal. Dengan tidak berusaha untuk mengejar seluruh
alternative untuk mengidentifikasi solusi tunggal untuk memaksimalkan
pengembalian ekonomi, manajer akan memilih solusi pertama yang muncul untuk
memecahkan masalah, bahkan jika solusi yang lebih baik diperkirakan akan ada
kemudian. Pengambil keputusan tidak dapat menjustifikasi waktu dan pengorbanan
untuk mendapatkan kelengkapan informasi
Model Mixed Scanning
Scanning berarti usaha mencari,
mengumpulkan, memproses, menilai, dan menimbang-nimbang informasi dalam
kaitannya dengan menjatuhkan pilihan tertentu.
Dalam penggunaan model ini keputusan- keputusan yang fundamental dibuat
setelah terlebih dahulu melakukan pengkajian terhadap berbagai alternatif yang
paling relevan, yang kemudian dikaitkan dengan tujuan dan sasaran organisasi
Model Heuristic
Model heuristic pada
dasarnya merupakan salah model yang didasarkan pada rasionalitas, bahwa faktor –
faktor yang internal yang terdapat dalam
internal seseorang pengambil keputusan lebih berpengaruh daripada faktor
eksternal
TEKNIK PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Model apapun yang
digunakan dalam pengambilan keputusan, sebelum tindakan memutuskan diambil
diperlukan data dan informasi yang memenuhi syarat kemutakhiran, kelengkapan,
ketepatan, dan ketersediaan apabila diperlukan, karena sukar dibayangkan bahwa
keputusan yang rasional dapat diambil tanpa bantuan informasi.
Sumber – sumber informasi
;
a.
Staff
ahli.
b.
Jasa
organisasi/konsultan
Teknik pengambilan
keputusan yang berdasarkan pada perilaku ;
1.
Brainstorming
( diskusi )
Teknik brainstorming
merupakan teknik yang paling tertua dalam pengambilan keputusan, agar
penggunaan teknik brainstorming ini efektif ada ketentuan – ketentuan yang
perlu dipegang oleh semua orang yang terlibat dalam diskusi
- - Gagasan yang digunakan oleh peserta betapun anehnya dan bahkan dirasakan tidak masuk akal tetap dicatat secara teliti.
- - Pimpinan diskusi diharapkan tidak melakukan penilai secara dini atas pendapat atau gagasan yang dilontarkan oleh peserta diskusi.
- - Para peserta diminta untuk mengemukakan pendapat sebanyak – banyaknya karen kuantitas pandanganlah yang lebih dipentingkan, tapi aspek kualitas tetap diperhatikan
- - Para peserta diminta meberikan gagasan / ide baru bukan melengkapi gagasan orang lain ataupu diberikan kebebasan untuk menyanggah pendapat atau gagasan orang lain.
- - Semua pendapat dan gagasan yang dikemukakan kemudian dibahas hingga kelompok tiba pada suatu sintesis pendapat dan sistesis itulah yang dituangkan dalam bentuk pendapat.
2.
Synetics.
Teknik ini merupakan
pengembangan lebih lanjut dari teknik brainstorming karena pada dasarnya teknik
ini juga merupakan satu cara mengumpulkan informasi, pendapat dan gagasan dari
sekelompok orang sebagai bagian dari usaha pengambilan keputusan. Perbedaan anatar
synetics dengan brainstorming ialah, bahwa pada tahap diskusi para peserta
didorong mengemukakan pendapat dan gagasan yang sifatnya emosional dan bahkan
tidak rasional untuk kemudian digabungkan dengan teknik teknik berpikir
rasional dan telah dikembangkan secara ilmiah
3.
Consensus
thingking
Teknik ini didasarkan
pada suatu ide pokok bahwa orang – orang yang terlibat didalam pemecahan
masalah harus sepakat tentang hakikat, batasan dan dampak suatu situasi
problematik yang dihadapi dan sepakat pula tentang model dan teknik yang hendak
digunakan untuk mengatasinya. Ciri khas dari teknik ini menunjukkan bahwa
mereka yang terlibat dalam penyampaian informasi, ide , gagasan dan langkah –
langkah pengambilan keputusan diharapkan mengkuti suatu prosedur yang telah
ditentukan sebelumnya.
4.
Teknik
delphi
Teknik delphi pada
umumnya digunakan untuk mengambil keputusan yang sifatnya meramalkan masa depan
yang diperhitungkan akan dihadapi oleh suatu organisasi, teknik ini melibatkan
para pengambil keputusan dalam organisasi yang bersangkutan atau sekelompok
ahli yang berada diluar organisasi dan dipilih serta dasar kemampuannya yang
telah terbukti baik pada organisasi lain maupun pada organisasi yang
bersangkutan dimasa lalu.
5.
Fish
bowling
Sekelompok orang yang
terlibat dalam pengambilan keputusan duduk pada suatu lingkaran dan ditengah lingkaran itu ditaruh sebuah
kursi untuk diduduki seorang yang berfunsi sebagai pimpinan yang tugasnya memberikan
ide dan gagasan tentang berbagai problematik yang harus ditanggulangi oleh
kelompok yang bersangkutan. Skenrionya para peserta bergantian mengambil posisi
ditengah dan mengemukakan pendapatnya Dan
anggota yang disekelilingnya mengajukan pertanyaan, pendapat, gagasan kepada
orang yang duduk ditengah dan tidak boleh ditujukan kepada orang lain, kalau
pandangan orang yang ditenagh tela dipahami maka akan bergantian dengan peserta
lain, agar semua peserta diberi kesempatan untuk menjadi pembicara
6.
Didactic
interaction
Teknik ini biasanya
digunakan untuk pemecahan suatu situasi problematik yang memerlukan jawaban “
ya “ atau “ tidak “ skenarionya jika ada suatu masalah yang hendak dipecahkan
dibentuk dua kelompok satu kelompok mengemukakan pendapat yang bermuara pada
jawaba “ ya “ dan satu kelompok yang
mengemukakan pendapat yang bermuara pada jawaban “ tidak “ semua ide yang
dikemukakan baik pro maupun kontra dicatat dan diteliti setelah semua peserta bicara
kedua kelompok bertemu untuk mendiskusikan hasil catatan yang telah dibuat.
7.
Collective
bargaining
Ciri khas dari teknik
ini adanya dua kelompok yang mempunyai pandangan yang bertolak belakang atas suatu masalah dan keputusan diambil dengancara tawar menawar.
Teknik pengambilan
keputusan akan berhasil apabila pihak – pihak yang terlibat mampu menggunakan
cara pendekatan yang didasarkan pada pemikiran yang rasional, proses
pengambilan keputusan yang rasional pada dasarnya mencakup beberpa hal pokok,
yaitu ;
- Tumbuhnya
kesadaran bahwa situasi problematik yang dihadapi dan harus ditanggulangi.
-
Adanya
keinginan kuat untuk mengatasinya.
-
Pengenalan
hakikat masalah yang dihadapi.
-
Pengumpulan
dan pengolahan informasi.
-
Pencaharian
dan penemuan berbagai alternatif.
-
Pemilihan
berbagai alternatif yang telah dianalisis
-
Perikiraan
tentang hasil – hasil yang diperhitungkan akan diperoleh.
-
Tindakan
memutuskan dengan menggunakan model dan teknik tertentu
-
Pengumpulan
umpan balik tentang hasil yang diperoleh
Pengambilan
keptusan yang rasional dan logis tetap harus dibarengi dengan penggunaan daya
pikir yang kreatif, inovatif, intiutif dan keterikatan emosional digabung
dengan pengalaman yang telah berhasil dikumpulkan
PEMECAHAN MASALAH
Pemecahan masalah
sebagai teknik pengambilan keputusan. Setiap orang apaun kedudukan dan
profesinya selalu dihadapkan kepada berbagai situasi yang tidak menguntungkan
yang perlu diatasi, keadaan yang tidak menguntungkan itu disebut masalah. Suatu masalah tidak bisa
dasarkan pada rumus yang pasti karena faktor penyebab timbulnya suatu masalah
berbeda – beda, persepsi pihak yang terlibat beraneka ragam . setiap masalah
memilki kekhususan yang menuntut pemecahan yang taylor –made pula. Kemampuan memecahkan masalah merupakan salah
satu kriteria dalam meningkatkan efektifitas kepemimpinan seseorang yang
menduduki jabatan pimpinan
Langkah – langkah pemecahan masalah
-
Identifikasi
dan defenisi masalah yang dihadapi.
-
Pengumpulan
dan pengolahan informasi.
-
Identifikasi
alternatif
-
Analisa
berbagai alternatif
-
Penentuan
alternatif terbaik.
-
Pelaksanaan.
-
Evaluasi
hasil yang dicapai
FAKTOR –
FAKTOR NON RASIONAL DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Efektif tidak proses pengambilan keputusan sering sangat
tergantung pada factor – factor yang sifatnya non rasional, ada tiga faktor
yang cukup mendominan dalam proses pengambilan keputusan,;
1.
Faktor Kepribadian
2.
Gaya manajemen, dan
3. Kreatifitas
KEPRIBADIAN
Latar belakang sosial, pendidikan, pengalaman akan
menentukan pembentukan kepribadian seseorang, manajer sering terjadi penekanan perasaan terhadap
reaksi alamiah terhadap situasi yang dihadapi, apabila keadaan demikian
dibiarkan maka manajer sudah menimbulkan sikap tidak perduli dan frustasi yang
akan mengakibatkan terjadinya konflik antar manajer dengan organisasi dimana
dia bekerja.
GAYA
MANAJEMEN
Bahwa
gaya manajerial atau gaya kepemimpinan
sering dikategorikan kepada gaya otokratis, paternalistic, militeristik,
lissez faire, dan demokratis atau partisipatif.
Gaya
pengambilan keputusan manajemen atau manajerial
terdiri dari
Gaya
mengarahkan ( directive Style )
Memiliki
toleransi rendah terhadap ambiguitas dan bersikap rasional dalam cara berpikir
, mereka lebih bersikap efesien dan logis
Gaya
Analitis ( Analitic Styel )
Memiliki
banyak tolenrasi terhadap ambiguitas, sebelum mengambil keoutusan dia
memerlukan informasi dan menentukanj beberapa alternatif
Gaya
Konseptual ( Conceptual Style 0
Memiliki pandangan luas dan lebih melihat banyak
alternative dan orientasi jangka panjang
Gaya
Perilaku ( Behavior Style )
Suka
bekerjasama dengan orang lain, suka dengan prestasi anak buah, suka menerima
saran dari orang lain rapat menjadi media informasi dan suka menghidari konflik
BERPIKIR KREATIF DALAM
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Seorang
manajer kadang terburu – buru dalam pengambilan keputusan dalam menghadapi
suatu situasi problematic, dan berkata “ Kita tidak usah buang – buang waktu
untuk berpikir “ yang kita
perlukan adalah tindakan nyata “ dorongan untuk segera beritindak dalam usaha
menaggulangi situasi problematik yang dihadapi mungkin saja menghasilkan suatu
keputusan, akan tetapi tdk mustahil keputusan itu akan mendatangkan penyesalan
karna tdk sesuai dengan harapan bakan akibat berakibat negatif
Kreatifitas
menyangkut kemauan mencari dan menemukan
ide baru, teknik baru dan metode baru dengan
mendorong timbulnya berbagai pandangan dan gagasan diantara orang –
orang yang terlibat dalam pengambilan keputusan
Teknik Berpikir Kreatif
A. Teknik Brainstroming
Teknik Brainstorming juga merupakan salah satu
teknik pengambilan keputusan, teknik Brainstorming
juga merupakan teknik dalam menumbuhkan daya pikir.
Teknik Brainstorming bertolak dari empat
asas utama ;
1.
Tidak
melakukan penilaian dipermulaan
2.
Membiarkan
diskusi berlangsung bebas
3.
Pada
permulaan diskusi kuantitas gagasan lebih penting daripada kulitasnya, meskipun
kulaitas gagasan tidak boleh diabaikan.
4.
Melakukan
kegiatan interrelasi, pimpinan diskuisi harus mampu menggabungkan berbagai
gagasan yang sejenis
3
syarat keberhasilan teknik Brainstorming ;
1.
Diskusi
diarahkan pada suatu sasaran tertentu.
2.
Adanya
pimpinan diskusi yang menguasai sasaran apa yang hendak dicapai.
3.
Dokumentasi
yang akurat dari semua ide yang dikemukakan oleh peserta.
Syarat
yang harus dipenuhi oleh pimpinan diskusi
1.
Memiliki
tingkat kemampuan konseptual yang tinggi.
2.
Kepekaan
terhadap perasaan dan pendirian orang lain/peserta
3.
Kemampuanj
untuk mendeteksi apabila peserta merasa terkekang dalam menyampaikan pendapat
dan gagasannya.
4.
Kemampuan
mengarahkan pembicraan dengan sebanyak mungkin gagasan mengalir kearah yang
diinginkan.
B.
Teknik
Synetics
Synetic berupa serangkaian prsedur yang
pertama kali dikembangkan di Amerika serikat pada tahun empat puluhan, sasaran
synetics ini adalah untuk memperbaiki perilaku antar individu dalam kehidupan
kelompok. Titik tolak pengembangan tekni synetics ini bahwa kreatifitas
berkaitan dengan pisikologi tertentu.
Teknik Synetics berkisar pada ;
1.
Mendengarkan
secar aktif.
2.
Umpan
balik
3.
Aneka
ragam bentuk pernyataan pendapat gagasan
4.
Orientasi
tujuan
5.
Perubahan
peranan pimpinan
6.
Prosedur
lain yang sifatnya spekulatif
Ciri khas dari teknik synetics, diskusi
diadakan berlangsung ramai dan dinamis, jalan keluar yang rasional dan jelas
tampak ditolak dengan segera dan pendekatan – pendekatann yang tampaknya tidak
relevan dan bahkan aneh didorong untuk dikembangkan.
C.
Teknik
Asosiasi Bebas
Teknik ini merupakan pemanfaatn kekuatan
berpikir untuk membuat hubungan lateral dan tidak segera terlihat sebelumnya.
Teknik bermanfaat dalam mengkombinasikan berbagai gagasan yang tidak konkrit,
menggabungkan desain, nama dan sebagainya
Manfaat dari teknik asosiasi bebas
1.
Pihak
– pihak yang terlibat Menemukan cara – cara baru untuk mengelompokkan berbagai
segi dari situasi problematik
2.
Menemukan
cara – cara analisis yang efektif.
3.
Banyaknya
gagasan yang menaglir secara bebas.
4.
Pihak
– pihak yang terlibat tidak berpikir secara konvensional
D.
Buku
catatan kolektif
Teknik ini berkisar pada buku catatan oleg
sekelompok orang yang diajak melibatkan diri dalam memecahkan suatu problem.
Masing – masing peserta mencatat semua pendapat/gagasan tentang suatu masalah
yang sama.
Setelah waktun yang ditetapkan seseorang yang
berperan koordinator mengumpulkan semua buku catatan tersebut dan menyusun
sebuah resume dari semua pendapat dan gagasan.
Kelemahan dari teknik ini, terletak pada
tersedia tidaknya koordinator yang mempunyai kemampuan yang tinggi untuk
menyusun resume yang menampung semua pendapat dan gagasan yang dikemukakan
E.
Checklist
Teknik checklist ini bermanfaat dalam
menantang seseorang untuk berpikir secara kreatif dalam menajwab serangkaian
pertanyaan tertentu, pertanyaan disusn sedemikian rupa sehingga orang – orang
yang diharapakan menjawabnya melihat sesuatu permasalahan secara kritis dan
sistematis.
Keuntungan teknik ini meningkatkan daya
kreatifitas sesorang dalam mendefenisikan hakikat suatu permasalahan secara
lebih tajam
F.
Penyusunan
daftar ciri-ciri
Teknik ini salah satu variasi dari teknik
checklits, kegunaanya hanya untuk
sesuatu yang berwujud kebendaan
Cara penggunaanya adalah sebagai berikut ;
suatu organisasi niaga mislanya menghasilkan produk tertentu berniat untuk
memperbaiki ciri – ciri produk tersebut sehingga lebih murah menghasilkannya,
lebih menarik bagi para konsumen dan lebih tahan lama dalam pemakaiannya.
Yang pertama – tama dilakukannya adalah
menyusun ciri – ciri produk itu sebagaimana adanya, kemudian ciri – ciri itu
dibahas untuk melihat dalam hal apa saja ciri – ciri dapat disempurnakan atau
tidak
G.
Berangan
– angan secara kreatif.
Berpikir kreatif antara lain berarti bahwa
tidak puas dengan hasil yang telah diraihnya, betap besarpun keberhasilan itu .
secara analogi dapat dikatakan bawha masih ada gunung yang lebih tinggi yang
dapat didaki, masih terbentang luas lautan untuk diarungi
H.
Analisa
morfologis.
Teknik ini merupakan cara komprehensif dalam
menyusun sebuah daftar dan meneliti semua kombinasi pendekatan yang mungkin
dilakukan dalam memecahkan suatu permasalahan tertentu, teknik ini berusaha
menggambarkan suatu masalah dilihat dari semua aspek atau dimensi.
I.
Metode
Eddison
Metode Eddison sesungguhnya merupakan
eksprimen yang bersifat coba – coba., teknik ini bermanfaat untuk sesuatu hal
yang baru yang hasilnya tidak terikat oleh waktu. Teknik Eddison membutuhkan banyak
waktu, kesabaran dan keuletan ataupun biaya yang cukup mahal
Dari berbagai teknik
yang tekah dikemukakan tingkat dominan ditentukan oleh kemampuan para manajer
untk mengarahkan kegiatan – kegiatan para bawahannya yang terlibat, hanya
dengan kepemimpinan efektiflah kratifitas orang lain dapat berkembang. Suatu conditio sine dua non atau syarat yang
harus ada dalam pengambilan keputusan
PERANAN KELOMPOK DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Tanpa mengurangi
pentingnya individu mengambil keputusan , pengalaman, penelitian bahwa bahwa
peranan kelompok dalam identifikasi hakikat masalahyang secara kreatif
menenmukan berbagai alternatif yang tersedia akan berlangsung dengan lebih
efektif apabila orang – orang yang berkepentingan dilibatkan secara langsung
Keterliabatan
kelompok dalam pengambilan keputusan harus dilihat sebagai suatu kebutuhan.
Kelompok yang
dilibatkan dalam
1.
Semua
orang memiliki kepentingan dalam menangani semua masalah
2.
Panitia.
3.
Kelompok
kerja
Manfaat pelibatan
kelompok dalam pengambilan keputusan
1.
Pendekatan
kelompok semakin banyak pendekatan yang temukan.
2.
Masukan
yang beraneka ragam.
3.
Pemanfaatn
berbagai pengetahuan
4.
Pengurangan
pandangan subyektif
5.
Keterikaan
pada keputusan yang diambil
6.
Pentingnya
komunikasi dalam pengambilan keputusan
7.
Meningktkan
mutu keputusan yang diambil
Teknik meningkatkan
efektifitas kelompok
- 1. Menentukan jumlah anggota
- 2. Penugasan yang jelas.
- 3. Pentingnya komunikasi
- 4. Penyediaan sumber daya dan dana yang memadai
- 5. Kejelasan sasarna yang ingin dicapai
- 6. Pentingya suasana keakrabatan
- 7. Metode kerja yang memadai
- 8. Pemanfaatan waktu
- 9. Peranan pimpinan kelompok selaku katalisator
- 10. Dokumentasi yang akurat
- 11. Tata tertib diskusi
- 12. Pengelolaan agend pertemuan
- 13. Pengaturan tempat duduk
Kelemahan penggunan
kelompok
1.
Pengaruh
nilai – nilai sosial
2.
Pertimbangan
status.
3.
Kesepakatan
terlalu cepat tercapai.
4.
Pengaruh
dominan orang kuat dalam kelompok
5.
Kekurangmampuan
berkosentrasi
6.
Kurangya
kesempatan mengemukakan pendapat, gagasan, dan pengetahuan
7.
Pemilihan
anggota yang tidak tepat.
8.
Kepercayaan
berlebihan pada kelompok ahli.
9.
Kepemimpinan
tidak efektif
Peranan kepemimpinan
dalam pengambilan keputusan kelompok
Efektif suatu
tidaknya kelompok tergantung pada
efketifitas seorang pemimpin baik orang yang diminta atau ditunjuk sebagai
pemimpin, artinya dipundak setiap pemimpin diletakkan beban yang harus
dipikulnya agar ia mampu berperan sebagai pimpinan kelompok yang efektif
Secara umum dapat
dikatakan bahwa kepemimpinan merupakan kemampuan dan keterampilan, maka ia
dapat dipelajari, ditumbuhkan dan dikembangkan.
A. KENDALA – KENDALA DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN
1. Pedahuluan
Penggabungan yang paling tepat sekalipun
antara pendekatan ilmiah dan pemikiran kreatif, intiutif, pengalaman dalam
proses pengambulan keputusan tetap mengandung resiko atau ketidak berhasilan,
keputusan yang diambil bisa saja tidak tepat, meleset atau bahkan mungkin salah
sama sekali,
Banyak manajer banyak salah menagmbil
keputusan karena menghadapi banyak kendala
dalam proses pengambilan keputusan
2. Kendala – kendala dalam pengambilan keputusan
Ø Kendala dalam diri sendiri pengambil keputusan
Kendala yang paling kuat dampaknya
sesungghnya bersumber pada diri pengambil keputusan yang bersangkutan, kendala
yang sering dihadapi adalah ketidakmampuan seseorang bertindak tegas, seringnya
manajer diliputi keraguan – raguan yang yang menguasai cara berpikir sehingga
ia menyerahkan pengambilan keputusan kepada bawahan, mengangkat permasalahan
ketingkat yang lebih tinggi sehingga pimpinan pada hirarki yang lebih ataslah
yang kemudian mengambil keputusan dan selalu mencari alasan sedemikian rupa
sehingga peranan mengambil keputusan bergeser secara horizontal kepada
manajer lain yang setingkat
Ø Kegagalan masa lalu.
Perjalanan karir seseorang baik seorang
manajer ataupun profesi lain tidak ada yang mencapai keberhasilan yang
sempurna. Ada saja pengambilan keputusan yang diambil yang tidak mendatangkan
hasil yang diharapkan, kegagalan masa tidak jarang menjadi penghalang dalam
pengambilan keputusan, dan bahkan begitu menghantui seseroang sehingga ia
mnejadi takut atau keragu – raguan mengambil keputusan.
Untuk menutupi rasa takut atau keraguan
itu seorang manajer biasanya berusaha menemukan berbagai jenis “ perisai
“ sehingga merasa bebas dari kegagalan yang pernah dialaminya. Berbagai perisai
itu antara lain ;
-
Pembentukan
panitia ad hoc
-
Menyerahkan
penyelesaian kepada kelompok ahli.
-
Pengerahan
tenaga konsultan dari luar organisasi.
-
Penciptaan
prosedur yang sangat formal, sehingga pengambilan keputusan menjadi tugas dan
tanggung jawab yang sifatnya kolektif dan tidak lagi menjadi tanggung jawab
manajer yang bersangkutan.
Ø Pemahaman yang tidak tepat tentang peranan informasi.
Pemahaman yang tidak tepat peranan informasi
dalam pengambilan keputusan dapat menjadi kendala yang harus disingkirkan,
tidak jarang seorang pengambil keputusan mengatakan bahwa mereka tidak
mengambil keputusan karena mereka tidak memiliki informasi yang cukup,
adakalanya keluhan tersebut mengandung kebenaran. Tetapi tidak jarang dalih itu
hanya merupakan cara ,mengelak dari tanggung jawab untuk mengambil keputusan.
Dalam situasi ini seorang pengambil keputusan bisa melalui pendekatan intiusi,
pengalaman dapat memberikan sumbangsih yang berarti dalam meluruskan peresepsi
para pengambil keputusan, jika informasi diangap memakan banyak energi dan
waktu untuk menganalisa mana yang relevan dan mana yang tidak dalam proses
pengambilan keputusan
Ø Terlalu banyak konsultasi
Proses pengambilan keputusan dapat menjadi
sangat lamban apabila seorang pengambil keputusan melakukan terlalu banyak
konsultasi dengan berbagai pihak, baik didalam organisasi maupun diluar
organisasi. Ada beberapa jenis cara melibtakan orang lain ( Konsultasi ) dalam
proses pengambilan keputusan ;
-
Konsultasi
yang bersifat memberitahukan, saya telah
mengambil keputusan demikian, terserah saudara menerima atau tidak “
-
Konsultasi
yang bersifat menjual, inilah keputusan
yang telah saya ambil, izinkan saya menjelaskan kepada saudara dan mudah –
mudahan saudara menerimanya sebagai suatu keputusan yang baik.
-
Konsultasi
yang memancing reaksi orang lain, saya merencanakan mengambil keputusan
demikian, dan saya sangat mengharapkan pendapat anda untuk keputusan tersebut.
-
Konsultasi
meminta pertimbangan orang lain, saya
sedang memikirkan untuk bertindak demikian, saya harapkan saran saudara apa
yang dapat saya lakukan, apakah menyempurnakannya atau mengubahnya supaya menjadi keputusan yang tepat.
-
Konsultasi
yang partisipatif, kita menghadapi suatu
masalah, saya minta pendapat saudara – saudara dan saya akan mengambil
keputusan berdasarkan pendapat yang saudara – saudara kemukakan itu.
-
Konsultasi
dengan penekanan kuat pada pendapat orang lain, beginilah situasi yang kita
hadapi, dan inilah kendala – kendala yang harus kita atasi, marilah kita
mengambil keputusan bersama – sama.
-
Konsultasi
yang bersifat pendelegasian, saudara tentunya mengetahui apa yang harus
anda lakukan, saya mempercayakan kepada saudara, tindakan apa yang akan saudara
ambil dan langkah apa yang saudara tempuh
Ø Faktor ketidakpastian
Ketidakpastian merupakan suatu kendala yang
dihadapi pengambil keputusan, karena itu kemampuan memperhitungkan dan
mengatasi kendala tersebut turut pula
menentukan tingkat efektifitas seseorang sebagai pengambil keputusan.
Ketidakpastian itu menjadi kendala karena ;
-
Kurangnya
keyakinan dalam diri manajer tentang hasil yang akan diperoleh dari keputusan
yang diambil.
-
Preferensi
pribadi manajer atas aletrnatif yang mungkin ditempuh, yang bisa saja berbeda
dari alternatif – alternatif yang ditemukan melalui pendekatan ilmiah.
-
Manajer
yang bersangkutan meragukan apakah keputusnan baru diperlukan
Ø Keterlibatan kelompok.
Ketelibatan sejumlah orang terutama mereka yang
memiliki kepentingan dalam pengambilan keputusan merupakan hal yang sangat
baik, karena kelompok yang terlibta memiliki rasa tanggung jawab. Akan tetapi
setiap teknik pengambilan keputusan ada positif dan negatifnya. Ada dua
kelemahan yang ditimbulkan oleh keterlibatan banyak orang dalam prose
pengambilan keputusan ;
1.
Proses
pengambilan keputusan menjadi lamban.
2.
Sering
terjadi perdebatan dikalangan para anggota kelompok yang pada gilirannya
mempersulit tercapainya mufakat
Ø Ketidakjelasan peranan ( Job description )
Ada beberapa pertanyaan untuk memperjelas
peranan ( job description ) ;
1.
Siapa
yang melakukan apa
2.
Siapa
yang bertanggung jawab kepada siapa
3.
Siapa
yang berhubungan dengan siapa, dan dalam hal apa
4.
Jaringan
informasi apa yang ada dan dimanfaatkan untuk apa
5.
Saluran
informasi apa yang tersedia dan
bagaimana tata krama penggunaanya.
Ketidak
jelasan peranan itu dapat berakibat pada berbagai hal – hal negatif, seperti ;
-
Kemungkinan
seseorang bertindak melampaui batas – batas wewenang yang sesungguhnya
dimiliki.
-
Ragu
untuk bertindak, karena ketidak pastian, apakah tindakan yang hendak diambilnya
masih dalam batas wewenang yang dimilikinya.
-
Kemungkinan
tumpah tindih kegiatan
-
Kemungkinan
terjadinya duplikasi.
-
Kemungkinan
tidak lancarnya koordinasi.
-
Laporan
tidka ditangani sebagaimana mestinya
Ø Faktor inertia ( Kemalasan )
Inertia atau kemalasan menjadi kendala karena
menjadi rintangan dalam pengambilan prakarsa dan kesediaan untuk memikul
tanggung jawab. Sikap inertia mendorong
seseorang untuk tidak berbuat apa – apa sehingga ia terpaksa tidak berbuat
sesuatu .
Ø Kekurangmampuan mengelola waktu
Efektifitas seorang manajer dan dengan
sendirinya juga sebagai pengambil keputusan sangat tergantung kemampuannya
mengelola waktunya secara tepat. Ketidakmapuan mengelola waktu mengakibatkan
seorang manajer menghadapi stress yang pada gilirannya pasti mepengaruhi
prestasi kerjanya.
Teknik yang lazim digunakan agar seorang
manajer dapat menggunakan waktu adalah dengan buku catatan harian secara teliti
dan detail. Buku harian dapat berfungsi untuk mencatat, kapan meneriam tamu,
kapan jadwal rapat dll.
Ø Faktor stress
Tanggung jawab seorang manajer dalam
mengambil subuah keputusan yang rasional, logis, relaistis dan efektif bukanlah
sesuatu yang mudah, karena itu tidak mengherankan bila banyak manajer yang
dihinggapi stress sebagai beratnya
tugas yang diembannya. Banyak faktor yang dapat menimbulkan stress . misalnya
mengalirnya terlalu banyak informasi, sehingga memerlukan banyak waktu dan
tenaga untuk menganalisisnya, kebisingan yang terjadi disekeliling tempat
kerja, desakan waktu yang begitu kuat ( target ), selain faktor akibat
kehidupan organisasional faktor pribadipun seorang bisa menajdi stress,
misalnya pertikaian dalam rumah tangga, lingkungan, kebiasaan – kebiasaan jelek
( narkoba, judi dan minum-minuman beralkohol )
Ø Neraca keputusan yang diambil
Ada dua langkah terpenting dalam menentukan
pilihan yang diperkirakan akan mendatangkan hasil yang memuaskan ;
1.
Identifikasi
dan pengkajian semua alternatif yang mungkin akan ditempuh untuk melihat
kelebihan dan keurangannya.
2.
Analisis
yang mendalam tentang berbagai konsekuensi apa yang akan dihadapi jika
alternatif tertentu dipilih untuk dilaksanakan
Salah
satu cara yang dapat digunakan oleh pengambil keputusan dalam menempuh dua
langkah utama itu ialah dengan jalan meyusun suatu neraca keputusan yang
diambil. Neraca pengambilan keputusan merupakan suatu struktur formal dengan
mencantumkan semua kelebihan dan kekurangan dari berbagai pilihan dalam menanggulangi
suatu situasi problematik
B. ANALISIS KEPUTUSAN DAN ALAT BANTUNYA
1. PENDAHULUAN
Telah umum diketahui bahwa perkembangan ilmu
pengetahuan bahwa salah satu ciri abad modern sekarang ini ialh perkembangan
pesat ilmu pengetahuan dan tekhnologi. Perkembangan demikian antara lain
merupakan salah satu akibat dari semakin rumitnya kehidupan manusia modern
sehingga dengan berbagai jenis permasalahannya, yang pada gilirannya menuntut
dikembangkannya berbagai instrumen limiah untuk memperoleh pemecahan yang
memuaskan
Salah satu perkembangan dalam ilmu manajemen
adalah analisis keputusan yang mulai tumbuh dan berkembangan pada tahun enam
puluhan yang lalu. Analisis keputusan merupakan instrumen ilmiah yang
dimksdukan untuk memecahkan berbagai permasalahan yang rumit, pendekatan yang dipakai dalam penggunaaan instrumen ini
adalah menggabungkan landasan – landasan logis dari teori keputusan yang
bersifat statistik dengan kemampuan analisis sistem.
Revolusi industri yang pertama di inggris
merupakn dorongan untukmmencari, menemukan dan mengebangkan cara – cara
pendekatanyang bersifat ilmiah dalam memecahkan masalah yang dihadapi oleh
manusia dalam kehidupan organisasinya. Peran Henri Fayol di Perancis dan
Frederick W, Taylor di Amerika diakui sangat besar dalam mempelopori apa yang
dewasa ini dikenal dengan ilmu administrasi dan manajemen.
2. INSTRUMEN STATISTIKAL DAN MATEMATIKAL
Berbagai instrumen statistikal dan
matematikal yang banyak digunakan dalam menganalisis berbagai keputusan
manajemen, seperti linear programing,
dunamic programing, interger programing, game theory, queuing theory, dan
teori probabilitas.
a.
Penciptaan
model
Berbagia model yang telah diciptakan dan
digunakan untuk mengantikan pengambilan keputusan pengambilan keputusan dengan
coba – coba. Suatu model dengan berbagai programnya biasanya memang mampu
mengidentifikasikan pilihan terbaik dari berbagai alternatif yang telah dikaji
dengan matang. Seorang manajer yang ingin berfungsi sebagai pengambil keputusan
yang efektif, paling sedikit harus menyadari manfaat yang dapat diperoleh dari
penggunaan berbagai model pengambilan keputusan, seorang manajer harus berusaha
mengenali potensi maupun keterbatasan model yang mungkin digunakan.
Ada dua jenis model dalam pengambilan
keputusan yaitu (1) model kuantitatif dan
(2) model kulitatif, model
kuantitatif biasanya menuntut logika dan tingkat ketepatan yang tinggi, model
kuantitatif biasanya lebih realistis.
Dalam analisa keputusan manfaat utama dari
model – model ini biasanya digunakan oleh model – model tertutup, karena
tuntutan ketepatan dan kuantifikasi sebagai pertimbangan utama. Model – model
tersebut dapat digunakan untuk pngambila keputuan yang sifatanya strategis,
seperti ;
-
Penentuan
sasaran organisasi.
-
Perumusan
kebijaksanaan dasar.
-
Pemilihan
lokasi pabrik.
-
Perencanaan
dampak lingkungan.
-
Penyusunan
anggaran yang tidak bersifat rutin.
Bahkan
juga dalam pengambilan keputusan yang bersifat taktis dan teknis, seperti ;
-
Perencanaan
keuangan
-
Perencanaan
ketenagakerjaan.
-
Reka
bangun tata ruang pabrik.
-
Penyusunan
anggaran rutin.
b.
Berbagai
teknik penggunaan model
-
Teknik
yang didasarkan pada teori keputusan statistikal. Teknik berusaha untuk memanfaatkan
preferensi pengambil keputusan yang bersangkutan. Tanpa mengurangi pentingnya
gagasan, pendapat, dan saran orang lain, model yang diciptakan dan teknik
penggunaannya lebih banyak disesuaikan dengan keinginan pengambil keputusan
-
Programing
matematikal, yaitu suatu teknik yang berusaha memperhitungkan jalan pemecahaan
yang optimal meskipun kondisi yang dihadapi tidak jelas, dan bahkan mengandung
tingkat ketidakpastian yang tinggi.
-
Game
theory, yaitu pengambilan keputusan yang kolektif, yang didalamnya dicoba
memperhitungkan jalan pemecahan yang paling optimal dengan mengkaji berbagai
hal, seperti ; tujuan yang ingin dicapai,
kekuatan organisasi, kelemahan organisasi, berbagai peluang yang mungkin
timbul, gangguan, hambatan dabn bahkan ancaman yang mungkin harus dihadapi.
-
Pengambilan
keputusan dengan kriteria ganda, yaitu berdasarkan rumus maksimalisasi,
diperkirakan manfaat apa yang mungkin diperoleh dan dengan rumus minimalisasi
meperkirakan kerugian apa yang harus dipikul
3. ANALISIS SISTEM
Analsisi sistem berbeda dengan model – model
matematis yang menggunakan angka – angka untuk menjelaskan situasi tertentu,
analsis sistem merupakan sikap mental seseorang dalam menghadapi dan
menyelesaikan problematik.
Sistem merupakan berbagai bagian, unsur, proses,
komponen, dan fungsi yang berinteraksi dengan tingkat ketergantungan yang
tinggi sedemikian rupa, sehingga mampu bergerak sebagai satu kesatuan yang utuh
4. PERANAN SEORANG ANALIS KEPUTUSAN
Analsis keputusan dapat dilakukan pada setiap
jenis permsalahan yang menuntut pertimbangan yang matang. Analisis keptusan
menyangkut usaha penilaian terhadap semua alternatif yang sebelumnya telah
dikaji secara sistematis sehingga pilihan yang paling tepat dapat dilakukan.
Analisis keputusan juga digunakan sebagai
pedoman bertindak dalam suatu lingkungan yang mengandung resiko dan penuh
dengan ketidakpastian.
Peranan seorang analisis keputusan harus
bersikap terbuka terhadap pendapat, gagasan, orang lain.
Ada beberapa orang yang perlu dilibatkan
dalam analisis keputusan ;
-
Pengambil
keputusan yang bersangkutan sendiri yang biasanya bertindak atas nama
organisasi/perusahan, peran utamanya adalah meletakkan dasar untuk melakukan
pilihan atas berbagai alternatif.
-
Tenaga
ahli yang peran utamanya terletak pada penyediaan informasi yang diperlukan
dlam melakukan analisis, sehingga keputusan yang diambil merupakan keputusan
yang paling tepat. Tenaga hali yang dilibatkan harus sesuai denga keahlian yang
kita butuhkan dalam pengambilan keputusan.
-
Tenaga
analisis yang pperan utamanya terlihat pada usaha menciptakan berbagai model
pengabilan keputusan
5. POHON KEPUTUSAN
Pohon masalah
(problem tree)
merupakan sebuah pendekatan/
metode yang digunakan untuk identifikasi penyebab
suatu masalah. Analisis pohon
masalah dilakukan dengan membentuk pola pikir yang
lebih
terstruktur mengenai komponen
sebab
akibat yang berkaitan dengan
masalah
yang
telah diprioritaskan. Metode ini dapat diterapkan apabila
sudah dilakukan
identifikasi dan penentuan prioritas
masalah.
Pohon masalah memiliki
tiga bagian, yakni
batang, akar, dan cabang.
Batang pohon menggambarkan masalah
utama, akar merupakan penyebab
masalah inti, sedangkan cabang pohon
mewakili dampak.
Manfaat dari alat bantu pohon keputusan ini ialah dimungkinkan penjabaran suatu
permasalahan besar menjadi serangkaian masalah – masalah kecil yang dipecahkan
secara terpisah, dan kemudian digabung untuk memberikan pemecahan masalah
sebagai keseluruhan. Pohon keputusan memungkinkan seorang analis dan juga
seorang manajer untuk berpikir dengan cara sistematis, terstruktur dan
terkendali.
Para manajer dan analis yang menggunakan
pohon keputusan sebagai alat bantu biasanya mampu meningkatkan kemahirannya
dalam mengambil keputusan secara efektif, dikatakan demikian karena penggunaan
pohon keputusan secara tepat ;
a.
Memungkinkan
pengambil keputusan atau analis memperjelas hubungan dan kaitan antara berbagai
variabel yang diperhitungkan.
b.
Memungkinkan
penstrukturan masalah secara logis dan sistematis.
c.
Memungkinkan
identifikasi secara jelas dari semua alternatif yang layak dipertimbangkan dan
dikaji.
d.
Memungkinkan
penyusunan rencana darurat apabila rencana normal tidak dapat diwujudkan.
Contoh
POHON KEPUTUSAN
Terdapat
beberapa teori lain mengenai definisi
pohon masalah, antara lain:
a.
Silverman
(1994) menggunakan
istilah Tree Diagram
dan menyatakan
diagram sistematik
atau diagram pohon dirancang untuk
mengurutkan hubungan sebab-akibat.
b. Modul Pola Kerja Terpadu (2008) menggunakan istilah pohon masalah
yang
merupakan bagian
dari analisis pohon.
Analisis pohon adalah
suatu langkah pemecahan
masalah dengan mencari sebab
dari suatu akibat.
6. Menggunakan Analis
Keputusan atau tidak.
Analis keputusan mempunyai kelebihan dan
kekurangan juga. Berbagai kelebihan dan kekurangan alat bantu ini harus
dikenali dengan baik, karena hanya demikianlah ia dapat menjawab alat bantu
yang ampuh. Oleh karena itu seorang pengambil keputusan perlu memahami dan
mengenali berbagai kelebihan dan kekurangan penggunaan analis keputusan
Untuk dapat menentukan apakah analis
keputusan akan digunakan atau tidak, berbagai kelebihan tersebut perlu
diperhadapkan dengan berbagai kekurangannya, seperti ;
Kelebihan
;
-
Suatu
masalah didefenisikan dengan jelas dan secara ekplisit.
-
Analis
keputusan merupakan pendekatan yang sistematis dalam mengidentifikasi dan
mengkaji berbagai pilihan bertindak yang mungkin dilakukan.
-
Rangkaian
langkah yang dapat ditempuh diidentifikasikan secara logis, dan digunakan
secara konsisten setiap kali situasi problematik timbul.
-
Melalui
analis keputusan faktor – faktor yang sifatnya subjektif dapat tertampung dalam
mengkaji berbagai alternatif.
-
Ketidakpastian
dan preferensi pengambi keputusan dipisahkan dan diperhitungkan secara
proporsional.
-
Analis
keputusan memusatkan pembahasan pada hal – hal penting.
-
Tersedia
kesempatan untuk mengemukakan dan mempertimbangkan berbagai sudut pandang.
-
Analis
keputusan memungkinkan seorang manajer untuk mengkaji secara sistematis
informasi apa yang perlu dikumpulkan dalam menghadapi situasi problematik
tertentu dan dengan demikian usaha pencaharian informasi dapat dibatasi.
-
Dengan
dimungkinkan penampungan faktor – faktor subjektif dalam proses pengambilan
keputusan, pandangan orang lain pun – termasuk para ahli ikut tertampung.
-
Dengan
penggunaan data tertulis yang dikuantifikasikan tersedia dokumentasi lengkap
dan akurat yang akan sangat bermanfaat dalam mengkomunikasikan keputusan yang
diambil kepada semua pihak yang berkepentingan.
Kekurangan
;
-
Analis
keputusan memerlukan waktu dan oleh karena itu tidak dapat digunakan dalam
situasi dimana keputusan harus segera diambil.
-
Tidak
semua pengambil keputusan bersedia menerima berbagai prinsip yang digunakan
untuk menilai berbagai kemungkinan yang mungkin ditempuh karena pengaruh
preferensi yang telah terdapat dalam pikirannya.
-
Dalam
menggunakan analisis keputusan, arti pentingnya data kualitatif sering
diabaikan karena keputusan dirasakan lebih mudah diambil apabila masukan
pendukung, seperti data kuantitatif tersedia.
-
Analisis
keputusan menuntut pengintegrasian hasil – hasil pekerjaan dari dari pihak
seperti analis, manajer yang bersangkutan, dan para ahli. Integrasi demikian
tidak selalu mudah untuk dilakukan , karena bebrbagai pihak yang terlibat
merasa bahwa pihaknya memikul tanggung jawab tertentu dalam proses pengambilan
keputusan.
7. Memanfaatkan analis
keputusan atau tidak.
Jika seorang pengambil keputusan ( Manajer )
mengahdapi situasi problematik yang relatif sederhana dan bersifat rutin
mungkin manajer yang bersangkutan tidak perlu memanfaatkan tenaga dan kemampuan
analis untuk mengatasi situasi problematik tersebut, tapi jika sebaliknya
problematik yang dihadapi rumit dan tidak bersifat rutin mungkin kehadiran
seorang analis dibutuhkan.
Untuk memutuskan memanfaatkan seorang analis
atau tidak seorang pengambil keputusan perlu menemukan jawaban atas empat
pertanyaan berikut ;
-
Apakah
masalah yang dihadapi sederhana ataau rumit ?
-
Apakah
masalah yang dihadapi bersifat rutin atau tidak ?
-
Apakah
teori, model, dan teknik yang dikuasai oleh manajer cukup tangguh mengatasi
problematik yang dihadapi atau tidak ?
-
Apakah
biaya yang harus dipikul oleh organisasi dapat dibenarkan dengan pemanfaatan
seorang ahli yang berperang sebagai analis ?
Apabila
seorang manajer pengambil keputusan memutuskan untuk menggunakan tenaga ahli
atau analis, lima persyaratan harus dipenuhi agar analis bersangkutan dapat
menyelesaikan tugasnya dengan baik ;
- Analis
bersangkutan harus memperoleh kepercayaan penuh dari pengambil keputusan dan
dari berbagai pihak lain dan kedudukan dan peranannya berpengaruh pada tugas
yang akan diselesaikan.
-
Analis
harus bersedia untuk menyesuaikan model dan teknik – teknik yang akan
digunakannya dengan kebutuhan nyata pengambil keputusan.
-
Analis
harus memiliki waktu yang memadai untuk mendalami situasi problematik yang
dihadapi dan untuk mengkaji berbagai strategi pemecahan masalah yang hendak
ditempuh.
-
Manajer
harus bersedia memberikan kepada analis yang membantunya semua infomasi yang
dimiliki, baik yang diperoleh secara tertulis maupun secara lisan.
-
Kehadiran
analis hanya bisa dibenarkan apabila situasi problematik yang dihadapi tidak
mungkin diatasi dengan hanya memanfaatkan kemampuan dalam organisasi.
8. Pemanfaatan kemajuan
teknologi.
Seorang manajer yang telah berpengalaman
mengelolah suatu organisasi pasti menyadari, bahwa organisa yang dipimpinnya
selalu berhadapan dengan resiko yang mungkin timbul dimasa yang akan datang.
Faktor utama penyebab selalu timbulnya suatu resiko adalah keterbatasan
kemampuan manusia untuk memperkirakan keadaan dimasa depan yang ciri utamanya
adalah ketidakpastian. Ketidakpastian ekonomi, politik, keamanan, ataupun
bencana alam.
Karena timbulnya resiko merupakan kenyataan
hidup suatu organisasi para manajer dewasa ini semakin sadar betapa pentingnya
kemampuan dan kemahiran menganalisis resiko ditumbuhkan dan dikembangkan.
Kemajuan tekhnolgi dapat membantu karena dapat dikatakan bahwa analisis resiko
merupakan gabungan antara keterampilan manusia dengan kemapuan teknolgi
-
Pemanfaatan
komputer.
-
Pendekatan
heuristik.
-
Berbagai
sistem pendukung keputusan
9. Pemanfaatan maksima
alat bantu
C. PELAKSANAAN KEPUTUSAN
Pada
dasarnya pelaksanaan keputusan itu mempraktekkan apa yang telah diputuskan,
seorang manajer yang ingin meningkatkan efektifitas kepemimpinanannya perlu
memberikan perhatian kepada satu factor utama yang berakitan dengan pelaksanaan
keputusan yang telah diambil, yaitu bersikap antsipatif terhadap konsekuensi –
konsekuensi yang mungkin tidak menguntungkan. Jelasnya setiap manajer pengambil
keputusan harus siap menghadapi kemungkinan, bawa keutusan yang diambionya
mengalami kesukaran dalam pelaksanannya bahkan menimbulkan stress. Oleh karena
itu perlu diambil langkah – langkah yang tepat untuk memasuki tahap
implementasi, dengan kekebalan emosional terhadap akibat – akibat yang tidak
diinginkan.
Cara
mengenali akibat potensial yang diakibatkan dalam pelaksanaan keputusan
a.
Identifikasi Masalah
Agara
dapat mengidentifikasi suatu permasalahan yang mungkin timbul langkah pertama
yang perlu diambil ialah dengan bertanya “ Bagaimana jika…………………..? “ jawaban
terhadap pertanyaan tersebut biasanya memberikan petunjuk dalam hal apa saja
mungkin timbul permasalahan dan keputusan yang telah diambil tidak terlaksana
sesuai dengan harapan. Metode dan teknik yang dapat digunakan adalah mengadakan
diskusi, dalam diskusi akan terlihat semua gambaran tentang keadaan terburuk
mungkin dihadapi apabila suatu keputusan dilaksanakan
b.
Penilaian hasil diskusi.
Semua hasil pembicaraan yang dilakukan
perlu dicatat secara akurat dan teliti , sehingga tidak ada skenario buruk yang
terabaikan.
Agara usaha mengurangi dampak negatif
dari berbagai kemungkinan negatif tersebut berhasil perlu dilakukan penilaian
yang tepat dengan menanyakan dua jenis pertanyaan ;
1. Sampai
sejauh mana timbulnya konsekuensi negatif itu. ? dan
2. Jika
terjadi betapa kuat dampak yang harus ditanggulangi ?
Apabil
jawaban dari kedua pertanyaan ini menyakinkan berbagai langkah – langkah
persiapan untuk menghadapi dan menanggulangi dapat dilakukan.
c.
Mengambil tindakan penyangga.
Tindakan preventif. Tindakan
preventif merupakan tindakan yang paling tepat untuk diambil, karena tindakan
tersebut akan lebih murah dibandingkan dengan tindakan penyusunan tindakan
darurat, tetapi juga karena tindakan preventif efektif mencegah penyimpangan
dari rencana.
Tindakan darurat. Jika
tindakan preventif tidak berhasil menagani kemungkinan – kemungkinan negative
yang dapat saja timbul dipermukaan, tidak ada lagi cara lain untuk
mengatasinya, kecuali memberlakukan tindakan darurat untuk mengatasi situas
problematis baru yang harus diatasi.
Dalam memutuskan untuk mengambil
tindakan penyangga seorang pengambil keputusan perlu menanyakan pada diri
sendiri berbagai pertanyaan, seperti ‘
1.
Tindakan apa yang harus dilakukan supaya
masalah tidak timbul.
2.
Gejala – hejala apa yang harus diwaspadai
krena merupakan petunjuk kuat.
3.
Jika suatu masalah timbul langkah apa yang
perlu ditempuh untuk menghilangkan sumber penyebabnya, dan Jika masalah yang
timbul tidak dapat dihilangkan, langkah apa yang perlu diambil , sehingga
dampaknya dapat dikurangi ketingkat paling minimu
d.
Memperoleh dukungan terhadap keuputusan yang
diambil.
Manajer
sering begitu yakin atas kebenaran dan ketepatan keptusan yang diambilnya
sehingga sering bahwa manajer tidak perlu meyakinkan orang lain tentang
ketepatan dan kebenaran tersebut. Betapapun mendalamnya pengkajian terhadap
berbagai alternatif dilakukan, betapapun
pilihan yang dijatuhkan , berbagai pihak
harus tetap diyakinkan, bahwa keputusan yang diambil merupakan keputusan yang
tepat
Pihak – pihak yang perlu diyakinkan akan
ketepatan pilihan dalam pelaksana
keputusan
e.
Mewujudkan
pelaksanaan yang efisien dan efektif
Ø Pengambil
keputusan tesebut harus memiliki kewenangan untuk melaksanakan keputusan yang
telah diambilnya
Ø Menyusun
perencanaan yang tepat, yang didalamnya terlihat pemanfaatan antara lain ;
uang, bahan, tenaga manusia, informasi, dan waktu
Ø Penyusunan
tolak ukur hasil pekerjaan
Ø Kejelasan
pertanggungjawaban
Ø Instruksi/perintah
yang jelas
Ø Perlunya
supervisi
Ø Mengabil
tindakn yang tepat untuk mencegah penundaan atau keterlambatan
Ø Pengamatan
atas hasil kemundruan atau kemajuan yang dicapai
Ø Pemeliharaan
metode, teknik atau cara kerja baru
Ø Melakukan
penilaian yang objektf
Referensi Buku
Darmwan.
D. Prinsip – Prinsip Perilaku Organisasi.
Penerbit Pena Semesta. Tahun 2013
Siagian.
S.P. Teori dan Praktek Pengambilan
Keputusan, Penerbit PT Gunung Agung Jakarta. Ceatakn kesepuluh tahun 1997
Supranto.
J. Teknik Pengambilan Keputusan. Penerbit
Rineka Cipta. Edisi revisi. Tahun 2009