A. Pengertian Presentasi
Presentasi adalah suatu kegiatan berbicara di hadapan
banyak hadirin. Berbeda dengan pidato yang lebih sering dibawakan dalam acara
resmi dan acara politik, presentasi lebih sering dibawakan dalam acara
bisnis. Tujuan dari presentasi bermacam-macam, misalnya untuk membujuk
(biasanya dibawakan oleh wiraniaga), untuk memberi informasi (biasanya oleh
seorang pakar), atau untuk meyakinkan (biasanya dibawakan oleh seseorang yang
ingin membantah pendapat tertentu). Salah satu bagian dari proses presentasi adalah
manajemen waktu. Suatu saat, Anda mungkin pernah merasa bosan mengikuti sebuah
presentasi, entah kuliah, seminar, atau semacamnya. Kebosanan mungkin berasal
dari cara penyampaian penyaji, misalnya berbicara monoton, tanpa intonasi yang
pas, bersuara pelan, terkesan tidak bersemangat, gayanya membosankan, dan
sebagainya.
B. Teknik Presentasi
1.
Prinsip Motivasi
What, apa yang dibicarakan?
Who, siapa yang diajak berbicara?
When, kapan seorang pembicara itu melakukan
pembicaraan?
Where, dimana seorang pembicara melakukan pembicaraan?
Why, mengapa ia melakukan pembicaraan?
How,
bagaimana ia cara melakukan pembicaraan?
2. Prinsip Perhatian
Pendengar
akan memperhatikan pembicara apabila yang dibicarakan itu bersifat menarik.
Dengan kata lain pendengar akan mempunyai minat mendengarkan apabila pembicara
dalam menyampaikan informasinya melakukan sesuatu hal yang menarik, baik itu
bersifat aneh, lucu, sesuai kebutuhan dan bersifat menegur.
3.
Prinsip Kegunaan
Prinsip ini
menghendaki pembicara untuk menentukan terlebih dahulu kegunaan dari uraian
ceramah yang akan disampaikan. Hal ini bertujuan agar pendengar tidak mempunyai
rasa penasaran, mengapa seorang pembicara menyampaikan informasi tersebut
kepada pendengar.
4.
Prinsip Keindraan
Prinsip ini
menghendaki seorang pembicara untuk menggunakan alat yang berhubungan dengan
panca indera dalam melakukan pembicaraan atau presentasi. Alat peraga berfungsi
untuk memperkenalkan topik pembicaraan dengan dibantu oleh peragaan-peragaan
visual lainnya. Hal ini membantu pembicara dalam mengatakan suatu hal atau kata
demi kata. Contoh alat peraga yang sering digunakan pada waktu presentasi yaitu:
OHP (Overhead Projector), slide, video, tape, grafik, gambar, brosur dan
lain-lain.
5.
Prinsip Ulangan
Prinsip ini
mengharuskan pembicara untuk mengulang kembali materi yang diutarakan, hal ini
supaya pendengar lebih mudah mengingat apa yang disampaikan. Prinsip ulangan
ini biasanya menekankan suatu topik/maksud yang penting dari isi presentasi.
Oleh karena itu, agar informasi yang penting dari suatu presentasi dapat
ditangkap dan mudah dimengerti, hendaknya seorang pembicara mengungkapkannya
secara berulang-ulang.
6.
Prinsip Pengertian
Ketika
mempresentasikan suatu hal, seorang pembicara dalam menyampaikan informasi
perlu menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh para pendengar. Hal ini
bertujuan untuk memudahkan dalam menangkap informasi yang diberikan kepada para
pendengar. Oleh karena itu, ketika ada pembicaraan yang kurang dimengerti oleh
pendengar hendaknya diperjelas atau diberi pengertian.
C. Jenis Presentasi
1. Presentasi
Dadakan (Impromptu)
Pembicaraan
impromptu merupakan jenis presentasi yang dilakukan secara mendadak tanpa
persiapan apapun. Dalam hal ini pembicara ditunjuk langsung untuk menyampaikan
informasi kepada para pendengar, tanpa melakukan persiapan segala sesuatunya,
baik itu mengenai tema pembicaraan maupun alat bantu yang digunakan, sehingga
perasaan pembicara akan mengejutkan. Ada beberapa kelebihan dan kelemahan
apabila menggunakan jenis presentasi dadakan atau impromptu.
· Kelebihan:
informasi yang disampaikan sesuai dengan perasaan pembicara yang
sesungguhnya,kata atau suara yang keluar merupakan hasil spontanitas,membuat
pembicara terus berpikir selama menyampaikan informasi.
·
Kelemahan:
informasi yang disampaikan tersendat-sendat, karena membutuhkan waktu untuk
berpikir dan mengolah kata,tidak berurutan/sistematis dalam penyampaiannya,
karena secara mendadak untuk menyampaikan informasi,terjadi demam panggung,
karena belum ada persiapan apapun mengenai apa yang harus disampaikan.
2. Presentasi Naskah (Manuscript)
Presentasi
naskah merupakan jenis presentasi dimana dalam menyampaikan informasinya,
seorang pembicara melakukannya dengan membaca naskah. Tidak sedikit orang dalam
menyampaikan informasi menggunakan naskah berupa teks. Setiap kata-kata yang keluar
merupakan hasil dari sebuah naskah, pembicara melupakan tugasnya yang utama
yaitu melakukan kontak mata dengan pendengar. Jadi dapat dikatakan pembicara
bukan menyampaikan pidato, tetapi membacakan naskah pidato.
· Kelebihan: penyampaian dilakukan
secara berurut/sistematis, kata yang keluar diungkapkan secara baik dan
benar,tidak terjadi kesalahan dalam penyampaiannya.
· Kelemahan:
pendengar akan merasa bosan dalam mendengarkannya, bagi pendengar tidak
termotivasi untuk mendengarkannya, tidak menarik dalam menyampaikan
informasinya, terlalu sibuk akan membaca naskah sehingga tidak melakukan kontak
mata dengan pendengar seolah-olah acuh tak acuh terhadap pendengar.
3.
Presentasi Hafalan (Memoriter)
Jenis
presentasi yang dilakukan menghapal dari teks yang telah disediakan. Berbeda
dengan jenis manuscript, memoriter tidak menggunakan naskah dalam
penyampaiannya, pembicara hanya melakukan persiapannya dengan menghafal dari
teks dimana isinya mengenai informasi yang akan disampaikan. Kelebihan dan
kelemahannya hampir sama dengan manuscript. Jenis ini sangat buruk untuk
dilakukan, karena apabila melupakan kata-kata dari naskah maka presentasi yang
dilakukan akan terjadi kegagalan.
4.
Presentasi Ekstempore
Jenis
Ekstempore merupakan jenis presentasi yang paling baik untuk dilakukan
dibanding jenis lainnya. Pembicara mempersiapkan materi dengan garis besarnya
saja, kemudian pada saat presentasi akan dijabarkan secara mendetail.
· Kelebihan: pembicara dapat
menyampaikan informasi secara jelas, karena ada persiapan sebelumnya, dapat
menyampaikan secara sistematis/berurutan, kemungkinan besar pembicara dalam
menyampaikannya menarik perhatian pendengar, karena tidak berpedoman kepada
naskah ataupun hafalan, tetapi tidak melenceng dari garis besar materi, lebih
leluasa dalam penyampaiannya, pembicara dapat melakukan kontak mata dengan
pendengar, sehingga akan terlihat apakah pesan yang disampaikan menarik atau
tidak.
· Kelemahan: perlu memiliki wawasan
yang cukup mengenai tema yang akan dibicarakan, membutuhkan waktu yang lama
dalam persiapan presentasi, bagi pemula, sulit untuk dilakukannya karena
membutuhkan keahlian dan pengalaman yang cukup.
D. Syarat Presentasi
a. Menguasai materi dan bahasa dengan baik
b. Mempunyai keberanian
c. Memiliki ketenangan sikap
d. Sanggup menampilkan gagasan secara lancar dan
terature.
e. Sanggup mengadakan reaksi yang cepat dan tepat
terhadap situasi apapun yang mungkin timbul saat presentasif.
f. Memperlihatkan sikap yang tidak kaku dan
tidak canggun
E. Tujuan
Presentasi
1. Menyampaikan informasi
Banyak pada
perusahaan-perusahaan melakukan presentasi hanya bertujuan menyampaikan berupa
informasi saja. Informasi/pesan yang disampaikan bisa bersifat biasa, penting
atau bahkan rahasia. Perusahaan mengundang seseorang yang dianggap pantas untuk
menyampaikan informasi sesuai tema yang telah ditentukan. Dalam hal ini
pembicara memiliki keahlian sesuai dengan bidang dan pengalamannya.
2. Meyakinkan
pendengar
Presentasi
yang dilakukan berisikan informasi-informasi, data-data dan bukti-bukti yang
disusun secara logis sehingga informasi yang disampaikan dapat membuat
seseorang atau kelompok orang merasa yakin. Semula yang asalnya memiliki unsur
ketidakjelasan dan ketidakpastian sehingga ketika diadakan presentasi oleh
pembicara, seseorang/kelompok orang tersebut menjadi yakin atas informasi yang
diberikan.
3. Menghibur pendengar
Pada era
globalisasi ini banyak acara-acara hiburan pada penayangan televisi. Acara
hiburan tersebut dipimpin oleh presenter yang handal, tujuannya untuk menghibur
para penonton. Prensenter dituntut untuk melakukan pembicaraan yang sifatnya
menghibur tetapi relevan dan profesional sehingga para penonton televisi dapat
menikmati acara tersebut. Selain acara televisi, acara hiburan yang lainnya
dapat kita temukan pada pesta perayaan-perayaan. Contoh: pesta perayaan
pernikahan, ulang tahun dan lain-lain. Presenter ditugaskan untuk berbicara dan
menyelipkan kata-kata yang dapat menghibur para tamu yang hadir pada pesta
perayaan tersebut.
4. Memotivasi dan menginspirasi
pendengar untuk melakukan suatu tindakan
Demi
tercapainya suatu tujuan perusahaan, seorang pimpinan dituntut untuk
mengarahkan dan membimbing para karyawannya agar dapat bekerja secara maksimal
dan tidak lupa untuk memperhatikan kualitasnya. Selain diberi arahan dan
bimbingan, pimpinan perusahaan juga dapat melakukan motivasi agar para
karyawannya dapat bekerja dengan semangat yang tinggi. Kegiatan memotivasi
tersebut dapat dilakukan dengan mengadakan suatu forum. Forum tersebut terdiri
dari para karyawan dimana bertindak sebagai pendengar, sedangkan yang bertindak
sebagai pembicara yaitu pihak pimpinan perusahaan itu sendiri. Pimpinan
bertugas untuk menyampaikan informasi yang bersangkutan dengan tujuan
perusahaan serta memotivasinya, baik dengan cara mempromosikan karyawan maupun
kenaikan gaji karyawan.
5. Melakukan penjualan
Tujuan
presentasi yang keempat yaitu melakukan penjualan. Hal ini bersangkutan dengan
perusahaan yang ingin mempromosikan suatu produk tertentu. Perusahaan
menugaskan kepada salah seorang atau kelompok karyawan untuk mempromosikan
produknya kepada calon pembeli. Karyawan tersebut dibekali pengetahuan mengenai
produk dan dibantu dengan alat bantu peraga untuk memudahkan penyampaian pesan.
6. Membuat suatu ide atau gagasan
Presentasi
yang dilakukan hanya bertujuan untuk memunculkan suatu ide/gagasan dari para
peserta pendengar. Tipe tujuan ini biasanya diterapkan pada suatu
perusahan/organisasi yang mengalami suatu masalah yang sulit untuk dipecahkan
sehingga membutuhkan pendapat/argumen orang lain untuk memecahkannya. Forum
yang dilakukan sering dikenal dengan istilah rapat. Perusahaan mengundang
peserta rapat yang dianggap penting baginya serta dapat memunculkan suatu
ide/gagasan sehingga secara tidak langsung dapat membantu suatu tujuan
perusahaan.
7. Menyentuh emosi pendengar
Tujuan yang
keenam yaitu untuk menyentuh emosi pendengar. Dalam hal ini pembicara bertugas
untuk melakukan pembicaraannya yang dapat menyentuh perasaaan/emosi seseorang.
Sebagai contoh pembicara melakukan presentasi kepada para pendengar mengenai
korban bencana yang terjadi akhir-akhir ini. Presentasi yang dilakukan
pembicara membuat pendengar merasa tersentuh untuk membantu para korban bencana
dengan cara menyumbangkan sebagian hartanya.
8. Memperkenalkan diri
Presentasi demikian biasa digunakan ketika melakukan
wawancara, seperti seseorang yang melamar pekerjaannya kemudian ia
memperkenalkan dirinya dengan menyebutkan data pribadi dan daftar riwayat
hidupnya kepada pihak yang menanyakan.
F.
Presentasi Efektif
Tujuh tips
berikut untuk membuat presentasi Anda efektif :
1. Mulailah Dengan Cerita
Jika Anda sering memperhatikan pembicara besar, mereka akan memulai dengan
cerita. Cerita mudah diingat dan kita semua senang mendengarkannya. Masih ingat
cerita masa kecil yang dikisahkan oleh kakek, nenek, ayah atau ibu Anda dulu?
Saya yakin Anda masih ingat sampai sekarang.
2. Keep It Simple and Straight
Ketika membuat slide, gunakan rumus KISS, keep it simple and straight.
Beberapa orang memplesetkannya dengan keep it simple, stupid. Jika Anda ingin
jadi presenter berkualitas, slide sederhana yang mudah dipahami jauh lebih
bermanfaat dibandingkan slide yang rumit, penuh teks dan melelahkan ketika
dibaca.
3. Tampilkan
Apa Yang Benar-Benar Perlu
Sayangi audiens Anda. Mereka tidak bisa mengingat terlalu banyak informasi
dalam sebuah kesempatan. Tentukan apa yang penting dan apa yang tidak.
4. Ciptakan Interaksi Dengan
Audiens
Presenter yang baik melakukan interaksi dengan audiens. Caranya
bermacam-macam. Anda bisa mengajukan pertanyaan dan memberi kesempatan audiens
menjawabnya. Anda juga bisa memakai pernyataan retorika yang tidak perlu
dijawab namun akan mengajak audiens untuk berpikir.
5. The Power of Three
Melanjutkan konsep kesederhanaan, gunakan konsep 3 bagian dalam presentasi
Anda. Mengapa angka 3? Karena kita sangat terbiasa dan secara alami mudah
mengerti. Presentasi akan selalu dimulai dengan pembukaan, isi, dan penutup.
6. Paduan Harmonis Slide Visual dengan Ucapan
Verbal
Memberikan presentasi merupakan perpaduan antara informasi visual lewat
slide dan informasi audio lewat suara Anda. Audiens akan lebih mudah memahami
informasi jika apa yang ditampilkan sebagai stimulus visual berpadu harmonis
dengan penjelasan verbal. Itu mengapa slide sebaiknya hanya berisi gambar atau
kata kunci ringkas yang dapat mewakili sebuah ide.
7. Presentasi Adalah Pertunjukan
Setiap presentasi layaknya sebuah pertunjukan. Manfaatkan setiap kesempatan
memberikan presentasi untuk terus berlatih dan berlatih. Mungkin pada suatu
kesempatan Anda berlatih bagaimana membuka presentasi dengan menarik. Pada
kesempatan lainnya Anda belajar bagaimana menyusun slide yang sederhana namun
efektif. Perbaiki keterampilan Anda satu demi satu.
Di lain
waktu, Anda dapat mempraktekkan bagaimana menggunakan gerak tubuh (gesture)
untuk memberi penekanan pada presentasi. Atau melatih kualitas vokal suara Anda
sehingga terdengar jelas, mantap dan alami di telinga audiens.
Presentasi
adalah pertunjukan. Anda bisa terus berlatih dari waktu ke waktu untuk
memperbaiki kualitas pertunjukan yang Anda tampilkan. Artis yang tampil
maksimal dalam sebuah pertunjukan telah menghabiskan waktu latihan panjang
sebelumnya. Anda pun bisa melakukan hal yang sama asalkan terus berlatih dan
memperbaiki keterampilan Anda.
G. Pengertian
Negosiasi
Negosiasi adalah suatu upaya untuk mengatasi
perbedaan pendapat antara kedua belah pihak. Negosiasi juga bisa disebut
sebagai perundingan. Seseorang yang melakukan negosiasi disebut negosiator.
Dalam melakukan negosiasi seorang negosiator harus memiliki ilmu pengetahuan,
ketrampilan dan intuitif dalam melakukan negosiasi. Hal tersebut dikarenakan
negosiasi yang baik dan efektif adalah negosiasi yang berdasarkan data riil,
akurat, dan faktual. Negosiasi memiliki beberapa karakteristik, diantaranya: a.
Senantiasa melibatkan orang, baik sebagai individual, perwakilan organisasi
atau perusahaan, sendiri atau dalam kelompok; b. Memiliki ancaman terjadinya
atau di dalamnya mengandung konflik yang terjadi mulai dari awal sampai terjadi
kesepakatan dalam akhir negosiasi.
Negosiasi diartikan sebagai proses penyelesaian
konflik, dimana pihak-pihak yang terlibat konflik saling bergantung. Dalam
contoh diatas, terjadi peluang terjadi negosiasi ada pada poin pertama : dari
sisi manajemen, karyawan sangat berkompeten dan memiliki kontribusi yang besar
bagi perusahaan, sedangkan di sisi lain, karyawan merasa membutuhkan perusahaan
karena perusahaan memiliki sistem konpensasi, career development dan prospek
yang bagus. Terdapat saling ketergantungan, sehingga membuka peluang terjadinya
negosiasi.
H. Pola
Perilaku Negosiasi
Dalam melakukan negosiasi, setiap pihak dapat
menunjukkan empat pola perilaku sebagai berikut:
1.
Moving against (pushing)
Menjelaskan
memperagakan, mengarahkan,mengulang-ulangi, menjernihkan masalah,
mengumpulkan perasaan,berdebat, menghimbau, menghakimi, tak menyetujui,
menentang,menunjukkan pihak lain
2.
Moving with (pulling)
Memperhatikan, mengajukan gagasan,menyetujui, meringkaskan
gagasan-gagasan pihak lain, menjajagi
3.
Moving away (withdrawing)
Menghindari
konfrontasi, menghindarihubungan dan sengketa, menarik kembali isi pembicaraan,
berdiam diri,tak menanggapi pertanyaan.
4.
Not moving (letting be)
Mangamati, memperhatikan, memusatkan perhatian pada “here and now”,
mengikuti arus, luwes, menyesuaikan diri dengan situasi dan menyukainya.
I. Tipe
Negosiasi
1.
Distributive negotiations, yaitu negosiasi dimana pihak-pihak yang
terlibat di dalamnya saling bersaing untuk mendapatkan keuntungan terbesar dari
negosiasi tersebut, sehingga distributive negotiations seringkali disebut
win-lose bargaining. Contoh distributive negotiations adalah negosiasi gaji
antara manajemen dan karyawan. Di satu sisi, karyawan menginginkan gaji tinggi,
sebaliknya, manajemen berusaha menekan gaji serendah mungkin, demi efisiensi
organisasi. Semakin sedikit lawan kita mengetahui tentang kelemahan, ataupun
preferensi kita yang sebenarnya, maka semakin kuatlah kedudukan kita. Dalam
negosiasi gaji karyawan, semakin karyawan tahu bahwa manajemen sangat
membutuhkan dia dan takut dibajak perusahaan pesaing, maka semakin kuat pula
bargaining dari karyawan untuk meminta gaji yang lebih tinggi. Di satu sisi,
apabila manajemen mengetahui, bahwa konpensasi di perusahaan pesaing jauh lebih
buruk daripada di perusahaannya, atau keluarga karyawan lebih suka kalau
karyawan tersebut bertahan, maka semakin kuatlah kedudukan manajemen.
2. Integrative
Negotiations : Dalam integrative negotiations, pihak-pihak yang
terlibat dalam negosiasi memilih jalur kooperatif guna mencapai
keuntungan maksimal yang mungkin dapat dicapai kedua belah pihak. Mereka
memilih saling menuangkan keinginan mereka dalam suatu perjanjian bersama yang
saling menguntungkan serta berusaha untuk saling berbagi keuntungan dari
negosiasi tersebut. Contoh integrative negotiations adalah negosiasi antara
perusahaan dengan suppliernya. Di satu sisi, perusahaan menginginkan harga
termurah, namun di sisi lain supplier tentu saja menginginkan harga
setinggi-tingginya. Sementara itu, diantara mereka, setelah terjalin hubungan
yang cukup lama, secara tidak sadar, muncul kondisi ketergantungan : Perusahan
merasa bahwa supplier tersebut adalah yang terbaik di bidangnya, produknya
dapat diandalkan, inovatif serta adanya kemudahan klaim , di sisi lain supplier
merasa bahwa